Bukan hanya disatroni, maling tersebut juga memperkosa Marlina. Namun Marlina melawan dengan memenggal kepala si maling dan membawanya ke kantor polisi sebagai pembuktian.
Film ini tidak berfokus hanya pada kekerasan seksual yang dialami oleh Marlina. Film ini justru berfokus pada nilai perlawanan yang dilakukan oleh Marlina dengan menebas leher pelaku dan berani bilang ke publik untuk membuktikan jika ia adalah seorang korban.
3. 27 Steps of May
Kelam, mungkin jadi kata yang tepat untuk gambarkan Film 27 Steps of May. Film ini berkisah tentang May yang hidupnya berubah setelah mendapat kekerasan seksual. May bahkan enggak berani keluar rumah karena trauma yang menimpa May benar-benar membuat hidupnya berubah.
Film Indonesia tentang kekerasan seksual ini tidak hanya mengeksploitasi apa yang menimpa May sebagai penyintas, tapi juga apa yang dirasa oleh keluarga terdekatnya. Film ini akan membuat penontonnya tetap iba melihat betapa terganggunya apa yang menimpa penyintas dan keluarganya.
4. Pasir Berbisik
Saat film Indonesia mati suri pada tahun 90-an, Pasir Berbisik hadir justru dengan premis yang enggak biasa. Membawa muatan cerita tentang kekerasan seksual.
Pasir Berbisik berkisah tentang Daya si pemeran utama yang mendapat pelecehan seksual dari teman ayahnya. Ia mengalami trauma yang hebat hingga jatuh sakit.
Pasir Berbisik juga memotret tentang pelaku pelecehan seksual yang menganggap dirinya bukan orang jahat dan merasa perbuatannya bukanlah hal yang salah. Tanpa eksploitasi berlebihan tentang kejadian pelecehan seksualnya, penonton akan bersimpati pada Daya yang mengalami trauma.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini