Adapun mode ketiga, kata Buana, mobil otonom ini bisa diatur seluruhnya dengan menggunakan remote.
“Mode yang ketiganya, dia bisa full semua pakai remote,” ujarnya.
Dengan mengusung konsep autopilot pada kendaraan ini, Buana memastikan jika mobil otonom ini tidak akan keluar dari track yang telah diatur sebelumnya.
“Jadi otonomus ini memang supirnya gak ada, ini berdasarkan program yang mirip dengan AI, jadi dari data yang didapat kita buat algoritma sehingga resultnya sesuai keinginan. Misalnya kalau dia belok dan keluar dari jalur itu, dia bisa mundur balik lagi ke line yang sebelumnya baru ngikutin lagi, kita yang program,” terangnya.
Buana juga memastikan, semua item yang digunakan dalam merancang mobil otonom ini, termasuk bahan bakunya produk asli Indonesia.
“Setahu saya di Indonesia baru dan hampir 100 persen produk lokal untuk body dan softwarenya,” ujarnya.
Buana menyebut, ada beberapa keunggulan yang terdapat dalam fitur mobil otonom ini. Pertama, dari segi ketepatan waktu dan efisiensi.
“Misalkan di satu kawasan ada 50 unit, jadi dia rotasi terus melayani user. Sistemnya juga sudah canggih dan bisa dikombinasikan dengan apps pendukung. Setau saya kendaraan otonomus di Indonesia belum ada yang ngebuat sampai jadi produk industrial, jadi ini sudah industrial,” ungkapnya.
Keunggulan kedua adalah kendaraan ini menggunakan kombinasi sensor kamera, sensor jarak, dan alogaritma.
“Jadi walaupun ini otonomus kalau ada orang nyebrang atau benda yang menghalangi jalur, dia akan berhenti. Karena ada sensor tadi,” lanjutnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini