bukamata.id – Anda sebaiknya tidak lagi menyepelekan tidur. Sebab kurang tidur bisa mengurangi tingkat protein pelindung otak yang menyebabkan kematian saraf.
Studi terkait kurang tidur ini diterbitkan dalam American Chemical Society’s Journal of Proteome Research. Studi yang melibatkan tikus sebagai subjek uji tersebut mengevaluasi seberapa baik tikus menavigasi labirin sederhana serta belajar mengenali objek baru usai kurang tidur selama dua hari.
Dikuti dari laman Indian Express, Jumat (22/9/2023), peneliti lalu mengekstraksi protein dalam hippocampus-bagian otak yang terlibat dalam pembelajaran dan memori pada tikus.
“Kami kemudian mengidentifikasi protein yang kelimpahannya berubah. Kemudian untuk mempersempit kemungkinan, kami melihat data yang menghubungkan protein-protein itu dengan kinerja tikus saat melalui labirin setelah kurang tidur,” ungkap peneliti.
Para ahli menjelaskan, kurang tidur menyebabkan berbagai efek pada fungsi otak, semisal menurunkan konsentrasi. Konsolidasi memori terjadi saat tidur, sehingga penyimpanan serta pengambilan memori terpengaruh.
“Kurang tidur juga bisa menyebabkan gangguan dalam pengambilan keputusan serta kurangnya kontrol emosi. Kecelakaan juga bisa terjadi karena gangguan penilaian saat mengemudi,” jelas Dr Shobha N, konsultan ahli saraf di Rumah Sakit Manipal India.
Menurut Dr Shobha, kondisi neurologis yang telah ada sebelumnya seperti migrain serta epilepsi bisa memburuk. Bahkan, kurang tidur dalam jangka panjang juga bisa menimbulkan konsekuensi fisik.
“Orang itu akan rentan terhadap penyakit radang neurologis dan sistemik yang kronis. Hal ini dbisa menyebabkan penyakit kronis lainnya seperti hipertensi, diabetes melitus, dan dislipidemia,” tuturnya.
“Pola tidur yang berubah bisa menyebabkan kecanduan dan penyalahgunaan zat. Semua ini bisa membuat seseorang lebih rentan terhadap penyakit jantung dan stroke,” terang Shobha.
Para ahli saraf sudah mengamati bahwa selama tidur nyenyak, otak melakukan fungsi-fungsi penting di antaranya membersihkan produk limbah dan protein berbahaya yang terakumulasi sepanjang hari. Tanpa tidur yang cukup, proses pembersihan ini bakal terganggu.
“Kurang tidur bisa menyebabkan penyakit neurodegeneratif seperti demensia serta penyakit Parkinson. Singkatnya, kurang tidur bisa berdampak pada plastisitas neuron dan membuka jalan menuju berbagai penyakit neurologis dan sistemik,” tandas Shobha.