BISFF 2023 juga melibatkan 153 film dari 4 kategori, di antaranya film cerita pendek, film dokumenter pendek, film animasi pendek dan film eksperimental.
Film-film hasil karya mahasiswa yang terkumpul dalam ajang BISFF 2023 juga tidak hanya berasal dari pelajar Indonesia. Tercatat ada 8 negara yang mengikuti ajang ini, di antaranya Australia, Polandia, Jerman, Malaysia, Amerika Serikat, Belanda, Kanada dan Indonesia tentunya.
“Kemudahan akses melalui jejaring teknologi Internet juga mempermudah kami menjangkau peserta yang ada di luar Indonesia, hal ini membuat BISFF akhirnya bisa diikuti oleh banyak negara,” ujar Nala Nandana selaku Festival Director BISFF tahun ini.
Nala mengatakan, tahun ini BISFF melakukan kolaborasi dengan beberapa perguruan tinggi di luar Indonesia, seperti Victorian College of Art The University of Melbourne di Austrasia dan Uniwersytet Artystyczny im. Magdaleny Abakanowicz w Poznaniu di Polandia.
“Hal ini tentu saja berkaitan dengan rekognisi perguruan tinggi yang pada dasarnya perlu melakukan implementasi kegiatan belajar secara kolaboratif dengan berbagai institusi di luar kampus,” imbuhnya.
Sebagai sebuah kegiatan festival, kata Nala, BISFF juga mengangkat tema besar. Cara pandang ‘Andragogi’ menjadi pendekatan besar yang akan melandasi tema BISFF selama sepuluh tahun kedepan.
Pendekatan ini dianggap mewakili pemahaman praktik penciptaan karya, khususnya karya film yang dilakukan oleh pelajar di tingkat sekolah menengah atas dan pendidikan tinggi seperti universitas.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini