bukamata.id – Gubernur Jawa Barat terpilih 2025-2030, Dedi Mulyadi kerap tampil dengan mengenakan Totopong di banyak kesempatan.
Totopong merupakan penutup kepala tradisional khas Sunda yang terbuat dari kain batik. Totopong juga dikenal sebagai iket atau udeng.
Berbicara tentang Totopong, Dapur Budaya Sunda Rancage yang berada di Dusun Cibitung, Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang telah memproduksi iket Sunda ini sejak tahun 2016.
Tempat ini didirikan oleh Muhamad Andi Lesmana (41), sebagai komitmennya untuk melestarikan warisan budaya Sunda.
Dalam proses produksinya, Dapur Budaya Sunda Rancage memproduksi iket Sunda dengan berbagai model dan filosofi.
Antara lain Mahkuta Wangsa, Totopong Merak Ngibing, Totopong Candra Sumirat, Totopong Buaya Ngangsar, hingga Totopong Bali.
Produk dari Dapur Budaya Sunda Rancage ini, tidak hanya dipasarkan di wilayah Jabar saja. Namun juga telah merambah ke luar daerah, termasuk Palembang.
“Awalnya, kami ingin mentransformasi iket Sunda yang sering kali dianggap sulit dikenakan. Maka lahir berbagai jenis Totopong yang lebih praktis, tetapi tetap mempertahankan nilai estetika dan filosofinya,” ucap Andi, dikutip Sabtu (15/2/2025).
Salah satu karyanya yaitu Totopong Merak Ngibing, terinspirasi dari salah satu ikon Kasumedangan, di mana merak melambangkan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan.
Berbekal mesin jahit bantuan dari pemerintah pada 2017-2018, Andi dan timnya terus berinovasi. Namun, keterbatasan alat masih menjadi kendala dalam meningkatkan produksi.
“Saat ini, ada tiga hingga empat orang warga sekitar yang diberdayakan dalam produksi totopong, dari yang awalnya tidak memiliki keterampilan menjahit kini mampu menghasilkan produk berkualitas,” katanya.
Andi mengatakan, Totopong telah menarik perhatian banyak tokoh, termasuk Dedi Mulyadi, Herman Suryatman, hingga pejabat seperti Ridwan Kamil, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, dan Tito Karnavian.
“Tahun 2020, kami dapat pesanan khusus 1.000 totopong dalam waktu seminggu dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat,” ungkapnya.
Lebih dari sekadar bisnis, Dapur Budaya Sunda Rancage ingin menjadikan Totopong sebagai bagian dari identitas masyarakat Sumedang.
Salah satu langkah yang diusulkan adalah mewajibkan pakaian adat, termasuk Totopong, sebagai seragam resmi di sekolah-sekolah melalui kebijakan pemerintah.
“Banyak daerah lain bangga dengan motif mereka sendiri, seperti Mega Mendung dari Cirebon. Sumedang juga punya banyak motif khas yang bisa dikembangkan, dan kami ingin itu menjadi kebanggaan bersama,” imbuhnya.
Dengan semangat pelestarian budaya, Dapur Budaya Sunda Rancage terus berinovasi, tidak hanya dalam produk Totopong, tetapi juga dalam pengembangan ragam hias khas Sumedang untuk diaplikasikan pada batik dan seragam sekolah.
“Kami berharap, suatu saat, pemerintah dapat lebih mendukung para pengrajin lokal agar budaya kita tetap lestari dan menjadi kebanggaan generasi mendatang,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini