“Insiatif menanam mangrove di Mayangan telah menjadi gerakan bersama, dengan tujuan melindungi desa dari abrasi yang semakin parah. Berkolaborasi dengan Yayasan Wanadri, warga Mayangan juga membentuk kelompok Siaga Pesisir Utara (Siput), gabungan anak-anak muda desa yang bertugas melakukan monitor penanaman dan perawatan mangrove. Hingga edukasi membibit dan menanam mangrove untuk semua warga desa,” ungkap Darto.
Sabtu (12/10/2024) EIGER kembali singgah ke Mayangan, kali ini agendanya berbeda. EIGER mengajak ratusan warga Mayangan untuk hadir di acara nonton bareng (nobar) sebuah film dokumenter yang direkam EIGER secara khusus, menceritakan perjuangan warga Mayangan dalam menjaga desanya.
Mohammad Zakiy Zulkarnaen Brand Communication Strategist EIGER mengatakan, film dokumenter ini sengaja dibuat oleh EIGER untuk warga Mayangan. Merekam setiap upaya warga Mayangan dalam menanam, merawat dan menjaga hutan mangrove agar desa mereka tidak hilang dihantam abrasi.
“Kami beri judul film ini Matra Pantura. Dibuat oleh EIGER sebagai apresiasi sekaligus menunjukan perjuangan warga Mayangan dalam melestarikan mangrove. Kami akan membawa film ini ke beberapa festival film, juga akan melakukan agenda nonton bareng di berbagai kota lain. Harapannya jadi pemicu diskusi soal kompleksitas masalah di Pesisir Pantura dan menemukan solusinya,” ungkap Zakiy.
Lebih dari seratus warga datang merapat. Acara malam itu meriah sekali. Ada berbagai pedagang jajanan berjajar. Seluruh warga yang datang menonton bisa menukar kupon dengan jajanan gratis yang disiapkan EIGER. Film diputar kurang lebih selama 30 menit, ditutup dengan diskusi antar warga, dihadiri oleh Kepala Desa Mayangan, Sekretaris Desa, siswa sekolah, komunitas, juga sejumlah aparat desa dan kecamatan.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini