Pasa 1924, Santa Macy telah muncul di hampir setiap Parade Thanksgiving Macy dan oranf segala usia mengantre untuk bertemu Santa Macy di New York City dan di toko-toko di seluruh kota, di mana anak-anak dapat berfoto di pangkuan Santa, dan mengatakan apa yang mereka inginkan untuk Natal.
Pada 1822, Pendeta Episkopal Clement Clarke Moore menulis puisi Natal yang panjang untuk ketiga putrinya yang berjudul “An Account of a Visit from St. Nicholas,” yang lebih dikenal sebagai “Sungguh Malam Sebelum Natal”.
Dalam puisi Moore, digambarkan bahwa Sinterklas sebagai “peri tua yang periang” dengan sosok gemuk dan kemampuan supernatural untuk naik cerobong asap dengan hanya anggukan kepala! Meskipun beberapa gambaran Moore mungkin dipinjam dari sumber lain, puisinya membantu mempopulerkan gambaran Santa Claus yang sekarang sudah dikenal.
Pada 1881, kartunis politik Thomas Nast memanfaatkan puisi Moore untuk menciptakan kemiripan yang cocok dengan gambaran moderen Santa Claus. Kartunnya yang muncul di Harper’s Weekly, menggambarkan Santa sebagai seorang pria gemuk dan ceria dengan janggut putih lebat, memegang karung berisi mainan untuk anak-anak yang beruntung.
Dia juga yang memberi Santa jas merah cerahnya yang dipangkas dengan bulu putih, bermarkas di Kutub Utara, memiliki elf dan juga istri, Ny. Claus
Di Amerika, Sinterklas sering digambarkan seperti puisi Moore, yang terbang dari rumah ke rumah pada malam Natal untuk mengantarkan mainan kepada anak-anak. Dia terbang dengan kereta luncur ajaibnya yang ditarik oleh rusa kutubnya: Dasher, Dancer, Prancer, Vixen, Comet, Cupid, Donner, Blitzen, dan rusa kutub paling terkenal, Rudolph.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini