Close Menu
Bukamata.idBukamata.id
  • Beranda
  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Olahraga
  • Persib
  • Index
Terbaru

PETAPA RAJA, Solusi Inovatif Sumedang Angkat Derajat Buruh Tani Tanpa Lahan

Rabu, 21 Mei 2025 15:45 WIB

Program Barak Militer Dedi Mulyadi Tuai Kritik, PKS Soroti Pelanggaran Hak Anak

Rabu, 21 Mei 2025 15:20 WIB

Program Barak Militer untuk Anak Nakal Dikritik, Dedi Mulyadi: Di Mana Letak Salahnya?

Rabu, 21 Mei 2025 14:58 WIB
Facebook X (Twitter) Instagram
Terbaru
  • PETAPA RAJA, Solusi Inovatif Sumedang Angkat Derajat Buruh Tani Tanpa Lahan
  • Program Barak Militer Dedi Mulyadi Tuai Kritik, PKS Soroti Pelanggaran Hak Anak
  • Program Barak Militer untuk Anak Nakal Dikritik, Dedi Mulyadi: Di Mana Letak Salahnya?
  • Kabar Baik! Gaji ke-13 Tetap Cair untuk PPPK yang Dilantik Mei 2025, Ini Syaratnya
  • Bandung Dilanda Cuaca Ekstrem, BMKG Peringatkan Longsor hingga Akhir Juni
  • Rumor Transfer Persib 2025: 6 Pemain Jadi Bidikan, 7 Dilepas
  • Dirumorkan Gabung Dewa United, Edo Bakal Touring ke Tangerang
  • Long Weekend Menanti, Ini Jadwal Libur Idul Adha 2025
Facebook Instagram YouTube X (Twitter)
Bukamata.idBukamata.id
Rabu, 21 Mei 2025
  • Beranda
  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Olahraga
  • Persib
  • Index
Bukamata.idBukamata.id
Home»Gaya Hidup

Jalan Asia Afrika, Wisata Ikonik dan Saksi Bisu Sejarah Bandung yang Mendunia

Aga GustianaSabtu, 10 Mei 2025 11:30 WIB
Arus lalu lintas di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung. (Foto: ANTARA/Ajat Sudrajat)

bukamata.id – Jalan Asia Afrika di Kota Bandung bukan sekadar jalur lalu lintas, melainkan kawasan wisata bersejarah yang penuh pesona dan cerita. Terkenal dengan atmosfer tempo dulu, kawasan ini menjadi magnet bagi wisatawan lokal maupun mancanegara, termasuk turis dari Belanda yang datang untuk bernostalgia.

Dikelilingi oleh bangunan bergaya Art Deco klasik yang memesona, Jalan Asia Afrika kerap menjadi latar favorit untuk berfoto, pemotretan prewedding, syuting film, hingga acara budaya. Estetika arsitekturnya menghidupkan kembali nuansa kolonial, menjadikannya tempat yang tak hanya bersejarah, tetapi juga sangat Instagramable.

Salah satu daya tarik ikonik di kawasan ini adalah Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) dengan desain artistik. Di JPO tersebut, pengunjung dapat menemukan kutipan terkenal dari M.A.W. Brouwer: “Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum,” yang menggambarkan keindahan dan keistimewaan tanah Sunda, khususnya Bandung.

Jalan Asia Afrika bukan hanya tempat wisata, tapi juga bagian penting dari perjalanan sejarah bangsa. Di sinilah Konferensi Asia Afrika (KAA) pertama digelar pada 18–24 April 1955, mempertemukan negara-negara dari dua benua untuk memperjuangkan solidaritas dan kemerdekaan.

Baca Juga:  Diburu Wisatawan, Ini Empat Rekomendasi Kuliner Viral di Bandung

Namun sejarah jalan ini jauh lebih panjang. Dibangun pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels antara tahun 1808–1811, Jalan Asia Afrika merupakan bagian dari Jalan Raya Pos (De Groote Postweg), proyek ambisius yang membentang sepanjang 1.000 km dari Anyer hingga Panarukan. Pembangunan jalan ini melibatkan kerja paksa (rodi) dari masyarakat pribumi dan menjadi tonggak awal pertumbuhan Kota Bandung.

Baca Juga:  Makan Tanpa Piring? Cobain Sensasi Kuliner Tradisional di Alas Daun Bandung

Sebelum dikenal sebagai Jalan Asia Afrika, kawasan ini pernah menyandang nama Groote Postweg, lalu Jalan Raja Timur. Perubahan nama menjadi Jalan Asia Afrika dilakukan sebagai bentuk penghormatan atas penyelenggaraan KAA tahun 1955, yang menjadikan Bandung sorotan dunia.

Selain nilai historisnya, kawasan ini juga merupakan titik 0 kilometer Kota Bandung, menandai pusat awal perkembangan kota. Beberapa bangunan bersejarah di sepanjang jalan ini seperti Gedung Merdeka—tempat berlangsungnya KAA, dan Hotel Savoy Homann—hotel pertama di Bandung, masih berdiri megah dan menjadi saksi bisu perjalanan waktu.

Baca Juga:  DU 68, Surganya Rilisan Fisik Karya Musisi Lokal Maupun Mancanegara

Dalam buku Telusur Bandung karya Febriana dan Teguh Amor, disebutkan bahwa Jalan Asia Afrika membelah kota secara horizontal, memisahkan wilayah utara dan selatan Bandung pada masa kolonial. Kala itu, wilayah utara diperuntukkan bagi warga Eropa, sementara wilayah selatan dihuni oleh pribumi, termasuk suku Sunda dan Jawa.

Kini, Jalan Asia Afrika tak hanya menjadi kawasan penuh sejarah, tetapi juga destinasi wisata budaya yang menggambarkan identitas multikultural Bandung. Perpaduan antara masa lalu dan masa kini menjadikan kawasan ini sebagai simbol kehormatan, kenangan, dan kebanggaan bagi warga kota kembang dan Indonesia.

Berita Lainnya

Stadion Sidolig: Pusaka Sepak Bola Bandung yang Berusia Lebih dari Satu Abad Mengenang Masa Lalu, Ini 5 Bioskop Tertua di Bandung Kirab Pancasila, 3 Ruas di Bandung Termasuk Jalan Asia Afrika Ditutup
bandung Jalan Asia Afrika sejarah
Share. Facebook Twitter WhatsApp

Jangan Lewatkan

Long Weekend Menanti, Ini Jadwal Libur Idul Adha 2025

Rabu, 21 Mei 2025 11:20 WIB

Idul Adha 2025 Kapan? Ini Tanggal Resmi Versi Kemenag, Muhammadiyah dan NU

Rabu, 21 Mei 2025 09:00 WIB

Cek Penerima PIP 2025 Lewat HP: Pakai NISN & Nama Ibu, Lengkap untuk SD, SMP, SMA/SMK

Rabu, 21 Mei 2025 08:30 WIB

Mengenal Gedong Cai Tjibadak, Sumber Air Bersejarah dan Oase Alam di Bandung

Rabu, 21 Mei 2025 04:00 WIB

Liburan ke Kuningan? Ini 5 Destinasi Alam Paling Indah yang Sayang untuk Dilewatkan

Selasa, 20 Mei 2025 11:15 WIB

10 Urban Legend Bandung Paling Seram 2025: Dari Sekolah Berhantu hingga Terowongan Gedung Sate

Selasa, 20 Mei 2025 06:00 WIB
Terpopuler

Edubot Gandeng UI dan UPI, Hadirkan AI Pendidikan Sesuai Kurikulum Indonesia

Selasa, 20 Mei 2025 15:39 WIB

Lemhannas Kritik Kebijakan Dedi Mulyadi: Barak Militer Bukan Tempat Rehabilitasi

Selasa, 20 Mei 2025 19:00 WIB

Gempa Bumi Sumedang Hari Ini M3,7: Pusat di Darat, Analisis BMKG dan Potensi Susulan

Rabu, 21 Mei 2025 08:12 WIB

Besaran TPP PPPK 2025 Naik? Ini Rincian Tunjangan Berdasarkan Golongan

Minggu, 18 Mei 2025 14:45 WIB

Misteri Weton Jumat Pahing: Membedah Karakter, Rezeki, Cinta, dan Masa Depan dalam Tradisi Jawa

Jumat, 25 April 2025 10:17 WIB
Facebook Instagram YouTube
Bukamata.id © 2025
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.