UAH menjelaskan bahwa ayat tersebut menggambarkan pernikahan sebagai manifestasi dari kebesaran Allah.
Semua yang ada di alam semesta membutuhkan pasangan, kecuali Allah sebagai Dzat yang Maha Absolut. Pernikahan, menurutnya, adalah salah satu bentuk nyata dari tanda-tanda kebesaran Allah.
Selain itu, UAH juga membahas makna kata “kholaqo” dalam ayat tersebut, yang menunjukkan bahwa jodoh adalah ciptaan dan monopoli Allah.
Namun, ia menekankan bahwa membangun keluarga yang sakinah memerlukan usaha dari kedua pasangan, sebagaimana dijelaskan dalam penggunaan kata “ja’ala”, yang berarti menjadikan atau menciptakan.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini
1 2