bukamata.id – Dalam salah satu kajiannya, Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengungkapkan bahwa meski perempuan sedang dalam kondisi haid dan tidak dapat melaksanakan beberapa ibadah seperti sholat dan membaca Al-Qur’an, mereka tetap bisa meraih pahala.
Menurutnya, Islam memberikan penghargaan yang luar biasa kepada perempuan, bahkan pada masa-masa yang dianggap kurang produktif dalam beribadah.
“Ketika seorang perempuan berada pada masa suci, ia dapat melakukan ibadah seperti membaca Al-Qur’an, sholat sunnah, dan berpuasa. Namun, saat haid datang, dia tidak bisa melaksanakan ibadah-ibadah tersebut. Meskipun demikian, pahala dari bacaan Al-Qur’an, sholat sunnah, dan amal lainnya tetap diberikan sepenuhnya, tanpa ada pengurangan sedikit pun,” ungkap UAH, dikutip dari YouTube @pelajaridofficial, Selasa (7/1/2025).
Pernyataan ini memberikan semangat kepada muslimah untuk tetap menjaga amal sholeh mereka, terutama di masa-masa suci. UAH menekankan pentingnya memanfaatkan waktu ketika sedang dalam keadaan suci dengan memperbanyak ibadah, seperti membaca Al-Qur’an, sholat sunnah, dan beramal saleh.
“Maka, jika sedang dalam masa suci, perbanyak amal shaleh,” ujar Ustadz Adi Hidayat.
Pesan ini menunjukkan bahwa meskipun seseorang tidak bisa melaksanakan ibadah tertentu pada masa haid, amal mereka tetap tercatat dengan sempurna di sisi Allah SWT, selama dilakukan dengan niat yang ikhlas.
Saat haid, perempuan memang tidak diperbolehkan melaksanakan ibadah tertentu, seperti membaca Al-Qur’an secara langsung, berdasarkan mayoritas pendapat ulama yang merujuk pada hadis Rasulullah SAW.
Namun, ada juga beberapa ulama yang memperbolehkan perempuan membaca Al-Qur’an dalam bentuk dzikir atau tafsir, selama tidak melibatkan kontak langsung dengan mushaf.
Bagi perempuan yang sedang haid, masih banyak amalan lain yang bisa dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, seperti berzikir, berdoa, bersedekah, dan memperbanyak istighfar.
Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa perempuan tidak perlu merasa terbebani dengan kondisi haid mereka. Sebaliknya, masa haid adalah waktu yang tepat untuk memfokuskan diri pada ibadah-ibadah lain yang juga memiliki nilai yang tinggi di sisi Allah.
“Ketika masa haid tiba, pahala tetap mengalir bagi siapa saja yang sudah terbiasa beramal saleh di masa sucinya. Allah Maha Adil dalam menilai setiap amal,” tambah UAH.
Pernyataan ini memberikan ketenangan bagi perempuan Muslim yang khawatir kehilangan pahala saat mereka tidak bisa melaksanakan ibadah tertentu. Keyakinan bahwa pahala tetap tercatat tanpa pengurangan menjadi penghibur yang luar biasa.
Walaupun ada batasan tertentu selama masa haid, perempuan tetap memiliki banyak peluang untuk mendekatkan diri kepada Allah, misalnya dengan memperbanyak doa dan mempererat hubungan dengan keluarga serta lingkungan sekitar.
UAH juga menjelaskan bahwa Islam selalu memberikan kemudahan bagi umatnya, termasuk perempuan.
“Setiap keadaan pasti ada hikmahnya, dan masa haid bukanlah hambatan untuk meraih pahala,” ujar UAH.
Ia pun mengajak perempuan untuk tidak merasa rendah diri atau terbatas hanya karena kondisi fisik mereka. Sebaliknya, masa haid bisa dimanfaatkan untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan.
Ceramah ini mengingatkan bahwa pahala tidak hanya ditentukan oleh kuantitas ibadah yang dilakukan, tetapi juga oleh kualitas niat dan usaha dalam menjalankannya.
Bahkan ketika seorang perempuan tidak dapat melaksanakan ibadah tertentu, Allah tetap memberikan pahala bagi mereka yang ikhlas.
Pesan ini sejalan dengan prinsip Islam yang mengutamakan keadilan dan rahmat bagi seluruh umat manusia, tanpa terkecuali.
Islam memandang perempuan dengan penuh kehormatan, termasuk dalam masa-masa yang sering dianggap kurang produktif secara ibadah.
Islam adalah agama yang penuh kasih sayang dan tidak memberatkan umatnya. UAH menegaskan bahwa Allah SWT selalu memberikan jalan bagi mereka yang berusaha untuk tetap taat, meskipun dalam kondisi keterbatasan.
Dalam ceramah tersebut, UAH memberikan semangat kepada perempuan Muslim untuk tetap bersemangat dalam beribadah selama masa-masa suci mereka.
“Manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, karena setiap amal yang dilakukan akan tercatat di sisi Allah,” pungkasnya.