Dia mengatakan, bahwa Selawat ini lahir pada masa ketegangan politik setelah pembubaran Konstituante oleh Presiden Soekarno, sebagai bentuk doa dan ikhtiar batin untuk keselamatan umat dan bangsa.
Kemudian, KH Ali Manshur dikenal sebagai ulama dan pengurus NU di Banyuwangi serta pejabat di Kementerian Agama. Selain itu, KH Ali Manshur juga merupakan anggota Konstituante dari Partai NU.
“Selawat Badar kini dipraktikkan secara luas di Indonesia dan negara-negara Muslim di Asia, Afrika, hingga Eropa, dan menjadi bagian dari ritual dalam majelis Selawat dan taklim,” katanya.
Saat ini, KH Ali Manshur telah wafat pada tahun 1971 dan dimakamkan di Kompleks Pendidikan Syiar Islam, lembaga yang didirikannya di Desa Maibit, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. Makamnya kini menjadi salah satu tujuan ziarah bagi para pengikutnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini