bukamata.id – Warga Bandung kini memiliki destinasi wisata baru yang tak hanya memanjakan mata, tetapi juga menyentuh hati. Terletak di RW 12, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, kawasan bernama Lembur Katumbiri resmi diluncurkan pada Selasa (6/5/2025) oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan.
Lembur Katumbiri merupakan hasil revitalisasi kawasan permukiman yang sebelumnya dikenal sebagai Kampung Pelangi 200, yang sempat viral pada 2020. Kini, kawasan tersebut disulap menjadi kampung penuh warna dan seni berkat kolaborasi lintas sektor.
Nama “Lembur Katumbiri” diambil dari bahasa Sunda. Lembur berarti kampung halaman, sementara Katumbiri berarti pelangi—namun dengan makna yang lebih kultural dan mendalam. Nama ini diusulkan langsung oleh warga, sebagai bentuk representasi identitas lokal dan untuk menghindari stereotipe yang selama ini melekat.
Wisata yang Penuh Warna dan Nilai Edukatif
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyebut bahwa hadirnya Lembur Katumbiri menjadi simbol pembangunan kota yang tidak hanya berfokus pada infrastruktur, tetapi juga pada seni, budaya, dan kebersamaan warga.
“Bandung sekarang sedang giat membangun sektor pariwisata. Tidak hanya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, tetapi juga Dinas Bina Marga dan SDA ikut berkontribusi menciptakan destinasi wisata. Bahkan mural kini menjadi media narasi yang kuat,” ujar Farhan.
Ia berharap kawasan ini dapat menjadi model kawasan wisata lokal yang tertata rapi, inklusif, serta mengandung nilai edukasi bagi masyarakat.
Revitalisasi Besar-besaran dan Kolaborasi Lintas Sektor
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Bandung, Didi Ruswandi, menjelaskan bahwa proses revitalisasi kawasan ini melibatkan pengecatan ulang 347 rumah dengan 504 galon cat senilai Rp190 juta, serta 150 personel lapangan.
“Kami mulai dari bagian luar karena keterbatasan anggaran untuk bagian dalam. Tapi justru luar biasa, kampung ini sudah viral sebelum resmi diluncurkan,” ungkap Didi.
Lembur Katumbiri tak hanya menawarkan keindahan visual. Lokasinya yang strategis memberikan pemandangan “mata elang”, ditambah mural-mural artistik hasil karya seniman lokal Kapten John.
Selain itu, kawasan ini juga dikembangkan sebagai ruang edukatif lewat program konservasi ikan endemik, urban farming, dan pasar mingguan yang digagas bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP).
Dengan wajah baru yang penuh warna dan semangat gotong royong, Lembur Katumbiri kini siap menyambut wisatawan lokal maupun luar kota sebagai ikon wisata komunitas berbasis budaya dan lingkungan di Bandung.