bukamata.id – Keindahan Curug Ciparay di Desa Cidugaleun, Cigalontang, Tasikmalaya, memang memukau. Tersembunyi di lembah Gunung Dinding Ari, air terjun kembar yang menjulang tinggi ini menawarkan pengalaman wisata alam yang tak terlupakan. Namun, di balik pesonanya yang memikat, Curug Ciparay menyimpan cerita misteri dan sejumlah pantangan yang patut diwaspadai para pengunjung.
Pengelola sekaligus Kepala Desa Cidugaleun, Firmansyah, mengungkapkan bahwa tak jarang wisatawan mengalami kesurupan saat berkunjung ke curug ini. Fenomena aneh ini rupanya lebih sering menimpa wisatawan perempuan yang sedang dalam masa menstruasi.
“Jangan sembarangan ngomong, jangan sompral kalau kata orang Sunda,” ujar Firmansyah, menekankan pentingnya menjaga perilaku dan ucapan selama berada di area curug. “Sompral itu seperti mengeluarkan kata makian atau menantang alam.”
Firmansyah membenarkan adanya korelasi antara wisatawan perempuan yang sedang haid dengan risiko kesurupan di Curug Ciparay, meskipun ia tak menjelaskan alasannya secara detail. Pihak pengelola sendiri merasa dilema karena tak mungkin menanyakan kondisi pribadi setiap wisatawan.
“Kalau ditanya dulu rasanya nggak mungkin, itu mungkin privasi, masak harus ditanya haid atau tidak,” katanya.
Oleh karena itu, Firmansyah mengimbau seluruh pengunjung untuk tetap mawas diri dan menjaga sopan santun selama berada di lokasi. “Tapi kalau pun ada terjadi kesurupan, kita bisa menangani masalah seperti itu. Yang sudah-sudah juga berhasil kita tangani,” tambahnya.
Ateng Jaelani (50), seorang wisatawan yang pernah berkunjung ke Curug Ciparay, sependapat bahwa menjaga sikap saat menikmati wisata alam pegunungan adalah hal yang penting. Apalagi, perjalanan menuju curug ini cukup menguras energi.
“Harus dibarengi niat tadabur alam, tetap terhubung dengan Tuhan yang menciptakan keindahan alam ini. Jangan sompral betul, jangan buang sampah betul, kan sebenarnya menjaga perilaku tidak hanya sedang berada di dalam hutan, tapi di mana pun dan kapan pun,” kata Ateng.
Ia juga menambahkan bahwa fenomena kesurupan bisa dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari kondisi fisik yang lelah setelah perjalanan menantang, hingga kondisi psikis yang mungkin sedang kurang stabil.
Terlepas dari kisah-kisah misterius tersebut, Curug Ciparay juga memiliki keunikan lain. Firmansyah mengungkapkan bahwa debit air di air terjun ini tak pernah surut, bahkan saat kemarau panjang melanda. Hal ini diyakini berkat terjaganya vegetasi rimbun di kawasan Gunung Dinding Ari.
“Tak pernah kering, sejak dulu, walau pun kemarau panjang 9 bulan, airnya tetap ada,” kata Firmansyah.
Curug Ciparay memang menawarkan pemandangan yang dramatis dengan ketinggian lebih dari 75 meter dan debit air yang cukup besar. Hebatnya lagi, terdapat dua air terjun besar yang saling berdekatan, menciptakan sensasi “hujan abadi” bagi siapa pun yang mendekat. Keindahan ini semakin dipercantik dengan rimbunnya pepohonan yang mengelilingi, menciptakan suasana hutan belantara yang eksotis. Tak heran jika Curug Ciparay selalu ramai dikunjungi wisatawan setiap akhir pekan, meskipun menyimpan misteri di balik keindahannya.