Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah Maksud dari frasa “apabila mendapatkan amanah dia berkhianat” menurut Imam Abdullah at-Tabrizi dalam kitab Misykatul Mashabih ma’a Syarhihi Mir’atil Mafatih, jilid I, halaman 338, adalah menyalahgunakan amanah yang sudah menjadi tanggung jawabnya.
Perlu kita ketahui bersama, bahwa pemimpin tidak adil yang menyalahgunakan wewenang merupakan tindakan yang sangat merugikan, tidak hanya bagi suatu bangsa, namun juga merugikan rakyat secara umum. Oleh sebab itu, ganjaran yang akan didapatkan oleh pemimpin yang tidak adil ini sangat berat kelak di akhirat, yaitu surga akan diharamkan baginya. Rasulullah saw bersabda:
مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلاَّ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
Artinya, “Tidaklah seorang hamba yang dipasrahkan oleh Allah untuk memimpin rakyat, kemudian ia meninggal dunia dalam keadaan curang terhadap rakyatnya, kecuali Allah mengharamkannya masuk surga.” (HR Muslim).
Dalam riwayat yang lain, Rasulullah juga telah berpesan kepada kita semua yang memiliki amanah untuk menjadi pemimpin agar menjauhi ketidakadilan. Sebab, pemimpin yang tidak adil kelak di akhirat akan Allah lemparkan ke dalam neraka. Rasulullah saw bersabda:
لَيْسَ مِنْ وَالِي أُمَّةٍ قَلَّتْ أَوْ كَثُرَتْ لَا يَعْدِلُ فِيهَا إِلَّا كَبَّهُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَلَى وَجْهِهِ فِي النَّارِ
Artinya, “Tidaklah seorang pemimpin suatu umat, baik sedikit atau banyak, kemudian ia tidak adil dalam memimpinnya, kecuali Allah akan melemparkan wajahnya ke neraka.” (HR Ahmad).
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini