Peluang ini, sebagaimana disampaikan oleh Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki, dalam kitab al-I’lam bi Fatawa Aimmatil Islam Haula Maulidihi ‘alaihis Shalatu was Salam, halaman 10:
أَنَّ هَذِهِ الْاِجْتِمَاعَاتِ هِيَ وَسِيْلَةٌ كُبْرَى لِلدَّعْوَةِ إِلَى اللهِ وَهِيَ فُرْصَةٌ ذَهَبِيَّةٌ يَنْبَغِي أَنْ لَا تَفُوْتَ، بَلْ يَجِبُ عَلَى الدُّعَاةِ وَالْعُلَمَاءِ أَنْ يَذْكُرُوْا الْأُمَّةَ بِالنَّبِي، بِأَخْلَاقِهِ وَآدَابِهِ وَأَحْوَالِهِ وَسِيْرَتِهِ وَمُعَامَلَتِهِ وَعِبَادَاتِهِ وَأَنْ يُنْصِحُوْهُمْ وَيُرْشِدُوْهُمْ إِلَى الْخَيْرِ وَالْفَلَاحِ وَيُحَذِّرُوْهُمْ مِنَ الْبَلَاءِ وَالْبِدَعِ وَالشَّرِّ وَالْفِتَنِ
Artinya, “Sungguh perkumpulan-perkumpulan ini adalah sarana utama untuk berdakwah kepada Allah dan merupakan kesempatan emas yang seharusnya tidak terlewatkan. Para pendakwah dan ulama harus mengingatkan umat tentang Nabi, tentang akhlak, adab, keadaan, sirah, perlakuan, dan ibadah beliau. Mereka harus memberikan nasihat, membimbing mereka menuju kebaikan dan keberuntungan, serta memperingatkan mereka dari malapetaka, bid’ah, kejahatan, dan fitnah.”
Penjelasan Sayyid Muhammad di atas menekankan kepada kita semua bahwa perkumpulan-perkumpulan dalam perayaan Maulid Nabi memiliki spirit untuk menghidupkan sunnah Nabi Muhammad. Dalam konteks ini, Maulid Nabi bukan hanya sekadar perayaan, tetapi sebuah momentum yang sangat berharga untuk merenungkan, mengingat, dan mengimplementasikan ajaran-ajaran Nabi dalam kehidupan sehari-hari.
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah Bukti cinta sejati kepada Nabi Muhammad adalah dengan menghidupkan sunnah-sunnah beliau, terutama saat bulan kelahirannya. Menghidupkan sunnah berarti meneladani akhlak mulia, menjalankan ibadah yang diajarkan, dan menjadikan Nabi sebagai panutan dalam semua aspek kehidupan.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini