Hadirin sekalian, kita harus menyadari betul bagaimana bahayanya sifat ini, sebagaimana yang diperingatkan oleh Rasululullah saw kepada kita semua:
إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ؛ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تأكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
Artinya: “Jauhilah sifat hasud! Sesungguhnya penyakit hasud akan memakan (pahala) amal kebaikan, sebagaimana api melahap kayu bakar,” (HR. Abu Dawud).
Betapa merugikannya penyakit hasud. Bagaimana tidak, karena ia dapat menggugurkan balasan amal kebaikan yang kita lakukan. Sungguh rugi setelah beramal kita tak mendapat balasan apa-apa di hadapan Allah karena terhapus oleh rasa riya dan hasud yang bersarang dalam hati kita.
Makanya bersihkanlah segera hati kita dari dua penyakit membahayakan ini. Sadarilah, makhluk tak bisa memberi manfaat dan madharat apa-apa. Mengapa harus mengharapkan pembalasannya.
Di manakah posisi Allah jika kita beramal masih mengharap pandangan makhluk. Takutlah kita mendapat pengusiran Allah pada hari Kiamat. “Pergilah kalian dan mintalah balasan kepada orang yang menjadi tujuan amalmu di dunia?”
Demikian halnya dengan sifat hasud atau dengki. Jauhilah dengan memperbanyak rasa syukur dan rasa ridha terhadap karunia Allah. Sebab, sifat hasud atau dengki ini seringkali datang dari hati yang tidak puas terhadap karunia dan pemberian Allah.
Ma’asyiral Muslimin, jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Tak kalah bahayanya dari penyakit riya dan hasud, adalah perbuatan zhalim kepada sesama makhluk. Bedanya, jika hasud dan riya dapat langsung menggugurkan pahala amal, sementara perbuatan zhalim tidak menghapus pahala amal, tetapi membuat pelakunya kehilangan balasan amal baik karena dipakai untuk membayar kezhaliman-kezhalimannya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini