“Aku mengasuhmu ketika lahir dan memeliharamu ketia dewasa – Engkau menikmati semua jerih payahku yang aku berikan kepadamu. Jika engkau sakit di malam hari, aku tidak bisa tidur – aku mengkhawatirkan sakitmu sepanjang malam.
Jiwaku selalu mengkhawatirkan kematianmu – padahal ia tahu bahwa kematian pasti tiba.
Seakan-akan bukan engkau yang sakit, tetapi aku yang sedang sakit – sebab kondisimu, sehingga air mataku menangis. Ketika engkau telah dewasa dan menggapai kesuksesan – yang dahulu aku impikan tentang dirimu.
Engkau membalas jasaku dengan keras dan kata-kata kasar – seakan-akan engkau yang memberiku segala kebaikan dan berjasa padaku. Jika engkau tidak mempedulikan hakku untuk kau baktikan hidupmu – maka perlakukanlah aku dengan baik sebagai seorang tetanggamu.”
Sahabat Jabir bin ‘Abdillah berkata, Nabi langsung memegang kerah baju laki-laki tadi dan berkata:
أَنْتَ وَمَالُكَ لِأَبِيكَ
Artinya, “Engkau dan hartamu adalah milik ayahmu!”
Hadits ini menggambarkan bahwa ayah selalu memendam rasa di dalam diri atas segala yang dilakukan untuk membesarkan anaknya. Hadits ini juga menjelaskan pengorbanan ayah dalam mengantarkan anak ke gerbang kesuksesan, sehingga tidak dapat dibalas dengan cara apapun, kecuali berbakti kepadanya dan menaati semua perintahnya.
Di sisi lain, menyakiti orang tua dengan perbuatan yang dianggap dosa kecil jika dilakukan kepada orang lain, maka dianggap dosa besar jika dilakukan kepada orang tua. Hal ini ditegaskan Imam ash-Shan’ani dalam kitab Subulus Salam, juz 2, halaman 630:
الْعُقُوقُ أَنْ يُؤْذِيَ الْوَلَدُ أَحَدَ أَبَوَيْهِ بِمَا لَوْ فَعَلَهُ مَعَ غَيْرِ أَبَوَيْهِ كَانَ مُحَرَّمًا مِنْ جُمْلَةِ الصَّغَائِرِ فَيَكُونُ فِي حَقِّ الْأَبَوَيْنِ كَبِيرَةً
Artinya, “Durhaka kepada orang tua adalah menyakiti orang tua dengan perbuatan yang dianggap dosa kecil jika dilakukan kepada orang lain, tapi dianggap dosa besar (durhaka) jika dilakukan kepada orang tua.”
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini