bukamata.id – Membaca surat Yasin sebanyak tiga kali di Malam Nisfu Syaban adalah amalan utama yang sangat dianjurkan.
Membaca surat Yasin tiga kali berturut-turut adalah amalan yang disunahkan, terutama setelah shalat Maghrib, dan akan lebih utama jika dilakukan bersama-sama.
Dalam pelaksanaannya, ada niat khusus yang dibaca setiap kali membaca surat Yasin. Berikut adalah niat membaca Yasin tiga kali di malam Nisfu Syaban.
Niat Baca Yasin Tiga Kali di Malam Nisfu Syaban
Setiap bacaan surat Yasin pada malam Nisfu Syaban memiliki niat yang berbeda. Beberapa di antaranya adalah memohon panjang umur, rezeki yang halal, serta ketetapan iman dan Islam.
Berikut adalah penjelasan niat bacaan Yasin 3 kali yang lebih rinci, sebagaimana dilansir dari buku Tuntunan Lengkap 99 Salat Sunah Superkomplet karya Ibnu Watiniyah:
- Niat membaca Yasin pertama: Memohon kepada Allah SWT agar memanjangkan umur hamba-Nya dengan tetap beribadah dan taat kepada-Nya.
- Niat membaca Yasin kedua: Memohon kepada Allah SWT agar diberikan rezeki yang halal sebagai bekal untuk ibadah.
- Niat membaca Yasin ketiga: Memohon ketetapan iman dan Islam, serta mendapatkan akhir hidup yang baik (husnul khotimah).
Tata Cara Membaca Yasin Tiga Kali di Malam Nisfu Syaban
Berikut adalah tata cara membaca surat Yasin tiga kali di malam Nisfu Syaban:
- Membaca surat Yasin setelah mengerjakan shalat Nisfu Syaban.
- Membaca surat Yasin pertama kali dengan niat agar Allah SWT memanjangkan umur dalam keadaan tetap beribadah dan taat.
- Membaca surat Yasin kedua kali dengan niat agar diberikan rezeki yang halal untuk bekal ibadah.
- Membaca surat Yasin ketiga kali dengan niat agar Allah SWT menetapkan iman dan Islam serta memberikan akhir hidup yang baik.
Setelah membaca surat Yasin, disunnahkan untuk membaca doa berikut:
Doa Setelah Membaca Surat Yasin
اللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يَمُنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ يَا ذَا الطَّوْلِ وَالْإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِينَ وَأَمَانَ الْخَائِفِينَ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُوْمًا أَوْ مَطْرُوْدًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَى فِي الرِّزْقِ فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ فِي أُمّ الْكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَطَرْدِى وَاقْتَارِ رِزْقِي وَأَثْبِتْنِي عِنْدَكَ فِي أُمّ الْكِتَابِ سَعِيدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِي كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ ام الكِتَابِ الهِي بِالتَّجَلَّى الْأَعْظِمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِي يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ اَمْرٍ حَكِيمٍ وَيُبْرَمُ اِصْرِفْ عَنِّي مِنَ الْبَلَاءِ مَا أَعْلَمُ وَمَا لَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. أَمِيْنَ
“Allaahumma yaa dzal manni walaa yamunnu ‘alaika yaa dzal jalali wal ikraam, yaa dzath-thauli wal in’aam laa ilaha illaa anta, dzhahral laajiin, wa jaarul mustajiiriin, wa amaanal khaaʻifin. Allaahumma in kunta katabtanii ‘indaka fi ummil kitaabi syaqiyyan au mahruuman au mathruudan au muqtarran ‘alayya fir-rizqi famhu. Allaahumma bi fadlika fi ummil kitaabi syaqaawatii wa hirmaanii wa thardii waiq taari rizqii wa ats-bitnii ‘indaka fi ummil kitaabi sa’iidan marzuuqan muwaffaqal lil khairaat. Fa innaka qulta wa qaulukal haqqu fi kitaabikal munzali ‘alaa nabiyyikal mursali, yamhullaahu maa yasyaaʻu wa yutsbitu wa ‘indahu ummul kitaabi. Ilaahii bittajallil a’dzhami fi lailatin nishfi min syahri sya’baanal mukarramil latii yufraqu fiihaa kullu amrin hakiim wa yubramu ishrif ‘annii minal balaaʻi maa a’lamu wa maa laa a’lamu wa anta ‘allaamul ghuyuubi birahmatika yaa arhamar rahimiin. Wa shallallahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallama. Aamiin.”
Artinya:
“Ya Allah, Dzat Pemilik anugerah, bukan penerima anugerah. Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Wahai Dzat yang memiliki kekuasaan dan kenikmatan. Tiada Tuhan selain Engkau. Engkaulah penolong para pengungsi, pelindung para pencari perlindungan, pemberi keamanan bagi yang ketakutan. Ya Allah, jika Engkau telah menulis aku di sisi-Mu dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit rezeki, maka hapuskanlah. Ya Allah, dengan anugerah-Mu, dari Ummul Kitab, akan celakaku, terhalangku, tertolakku dan kesempitanku dalam rezeki, dan tetapkanlah aku di sisi-Mu, dalam Ummul Kitab, sebagai orang yang beruntung, luas rezeki dan memperoleh taufik dalam melakukan kebajikan. Sungguh Engkau telah berfirman, dan firman-Mu pasti benar, dalam Kitab Suci-Mu yang telah Engkau turunkan melalui lisan Nabi-Mu yang terutus: Allah menghapus apa yang dikehendaki dan menetapkan apa yang Dia kehendaki, dan di sisi-Nya terdapat Ummul Kitab. Wahai Tuhanku, demi keagungan yang tampak pada malam pertengahan bulan Syaban nan mulia, saat dipisahkan (dijelaskan, dirinci) segala urusan yang ditetapkan dan yang dihapuskan, hapuskanlah dariku bencana, baik yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui. Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi, demi rahmat-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Mengasihi. Semoga Allah melimpahkan salawat dan salam kepada junjungan kami, Muhammad, beserta keluarga dan para sahabat beliau. Amin.”
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini