bukamata.id – Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah merupakan bagian penting dari amalan sunah yang sangat dianjurkan menjelang Hari Raya Idul Adha. Dua hari ini memiliki keutamaan luar biasa dalam Islam, terutama dalam memperbanyak pahala dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sementara puasa Arafah jatuh pada 9 Dzulhijjah. Keduanya sangat dianjurkan bagi umat Muslim yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji.
Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah
Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Puasa pada hari Arafah, aku berharap kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim).
Dr. H. Ahmad Zain An-Najah, M.Ag., Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur dan dosen Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, menyatakan bahwa puasa Arafah adalah kesempatan emas untuk memperbaiki diri. “Ini adalah momen spiritual tahunan yang tidak boleh dilewatkan, terutama bagi yang tidak sedang berhaji.”
Sedangkan puasa Tarwiyah, meski tidak memiliki keutamaan sekuat Arafah secara tekstual, tetap dianjurkan sebagai bentuk persiapan spiritual menghadapi Hari Nahr.
Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah Sesuai Sunnah
Berikut bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah yang bisa diucapkan di malam hari hingga sebelum fajar:
Niat Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah): Nawaitu shauma yaumi at-tarwiyah sunnatan lillahi ta’ala. (Aku niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah Ta’ala.)
Niat Puasa Arafah (9 Dzulhijjah): Nawaitu shauma yaumi arafah sunnatan lillahi ta’ala. (Aku niat puasa sunnah Arafah karena Allah Ta’ala.)
Menurut Ust. H. Syamsul Arifin, Lc., MA., dosen di Ma’had Aly Situbondo dan lulusan Universitas Al-Azhar Kairo, niat adalah bagian esensial dari ibadah puasa. “Tanpa niat, puasa tidak sah. Membacanya di malam hari sebelum fajar adalah bentuk kehati-hatian dalam menunaikan ibadah,” ujarnya.
Waktu Pelaksanaan dan Syarat Sah Puasa
Puasa Tarwiyah dan Arafah dilakukan mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Niat dapat dilakukan di malam hari atau sebelum waktu fajar tiba.
Tidak ada perbedaan mendasar dengan puasa sunnah lainnya dalam hal teknis pelaksanaannya. Yang membedakan adalah waktu dan keutamaan harinya.
Umat Muslim yang sedang berada dalam keadaan haid, nifas, atau sedang sakit berat dibebaskan dari pelaksanaan puasa ini.
Anjuran dan Dalil-Dalil Pendukung
Dalam kitab “Fiqh Sunnah” karya Sayyid Sabiq, disebutkan bahwa puasa di bulan Dzulhijjah memiliki keutamaan yang besar. Tarwiyah dan Arafah termasuk di antaranya.
Jurnal “Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Dzulhijjah dalam Perspektif Hadis” oleh Luluk Nur Khasanah (UIN Walisongo) menegaskan bahwa amalan pada 10 hari pertama Dzulhijjah memiliki nilai ibadah yang sangat tinggi, dan puasa termasuk di dalamnya.
Dokumen resmi dari Kementerian Agama RI juga menyebutkan bahwa puasa Arafah merupakan amalan yang sangat dianjurkan bagi yang tidak menunaikan haji.
Penutup: Raih Pahala Berlipat dengan Niat yang Benar
Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah adalah awal dari ibadah yang penuh keutamaan. Dengan niat yang benar dan pelaksanaan yang sesuai sunnah, umat Islam dapat memperoleh pahala yang luar biasa.
Jangan lewatkan dua hari istimewa ini. Luangkan waktu untuk berpuasa dan memperbanyak ibadah. Seperti yang ditegaskan para ulama, puasa ini bisa menjadi momentum pembersih jiwa.