Close Menu
Bukamata.idBukamata.id
  • Beranda
  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Olahraga
  • Persib
  • Index
Terbaru

Maia Estianty Absen di Ngunduh Mantu Al Ghazali, Ternyata Ini Alasannya

Kamis, 19 Juni 2025 16:49 WIB

Alyssa Daguise Ternyata Berdarah Sunda, Ini Profil Sang Ibu Risa Dewi dari Garut

Kamis, 19 Juni 2025 16:00 WIB

Bojan Hodak Bocorkan Kriteria Pemain Baru Persib Jelang Musim 2025

Kamis, 19 Juni 2025 15:00 WIB
Facebook X (Twitter) Instagram
Terbaru
  • Maia Estianty Absen di Ngunduh Mantu Al Ghazali, Ternyata Ini Alasannya
  • Alyssa Daguise Ternyata Berdarah Sunda, Ini Profil Sang Ibu Risa Dewi dari Garut
  • Bojan Hodak Bocorkan Kriteria Pemain Baru Persib Jelang Musim 2025
  • 5 Fakta Mengejutkan Penggerebekan Kasino Terselubung di Bandung
  • Tampilan Al dan Alyssa di Akad Nikah Hebohkan Publik, Angkat Adat Sunda Penuh Pesona
  • Atasi Kemacetan Bandung, Dishub Jabar Desak Flyover Nurtanio Segera Selesai
  • Bandung Nomor 1 Macet di Indonesia, Dishub Jabar: Bukan Prestasi tapi Realita
  • Persib Bidik Shayne Pattynama, Eks Viking FK Jadi Kandidat Pengganti Edo Febriansah
Facebook Instagram YouTube X (Twitter)
Bukamata.idBukamata.id
Kamis, 19 Juni 2025
  • Beranda
  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Olahraga
  • Persib
  • Index
Bukamata.idBukamata.id
Home»Gaya Hidup

Pendaki Gunung Temukan Batu Berisi Jejak Makhluk Hidup Zaman Prasejarah

Aga GustianaMinggu, 29 Desember 2024 21:34 WIB
Batu berisi jejak fosil. (Foto: Ist)

bukamata.id – Seorang pendaki gunung tak sengaja menemukan sebuah batu yang menampilkan fragmen ekosistem berusia 280 juta tahun. Batu itu ditemukan di Pegunungan Alpen, Italia. Pada batu tersebut nampak jejak kaki, fosil tanaman, bahkan jejak tetesan air hujan.

Pendaki gunung itu bernama Claudia Steffensen. Pada saat itu ia sedang berjalan bersama suaminya di Taman Pegunungan Baltellina Orobie di Lombardy, Italia bersama suaminya pada tahun 2023.

“Saya kemudian melihat desain melingkar aneh dengan garis-garis bergelombang. Saya melihat lebih dekat dan menyadari bahwa itu adalah jejak kaki,” kata Steffensen seperti dikutip dari The Guardian.

Dari hasil analisis ilmuwan, dari batu tersebut ditemukan jejak kaki milik reptil prasejarah. Temuan ini menjadi awal timbulnya pertanyaan tentang titik nol batu tersebut, yang tersembunyi di dataran tinggi Alpen.

Para ahli kemudian mengunjungi situs tersebut beberapa kali dan menemukan bukti lain terkait ekosistem yang berasal dari periode Permian atau pada 299 juta hingg 252 juta tahun lalu.

Baca Juga:  Arkeolog Temukan Puluhan Fosil Langka Bangsa Viking dalam Kondisi Terawat

Periode Permian ditandai oleh iklim yang menghangat dengan cepat dan berpuncak pada peristiwa kepunahan yang dikenal sebagai ‘Great Dying’ atau Kematian Besar yang memusnahkan 90% spesies Bumi.

Adapun jejak ekosistem ini seperti jejak kaki fosil reptil, amfibi, serangga dan artopoda yang sering kali sejajar membentuk ‘jejak’.

Di samping jejak-jejak ini, peneliti juga menemukan jejak kuno benih, daun dan batang, serta jejak tetesan air hujan dan ombak yang menjilati tepi danau prasejarah tersebut.

Bukti ekosistem kuno ini ditemukan hingga ketinggian 3.000 meter di pegunungan dan di dasar lembah, tempat tanah longsor telah mengendapkan batuan yang mengandung fosil selama ribuan tahun. Ekosistem yang terbentuk dari batu pasir berbutir halus ini memiliki pelestarian yang mengagumkan berkat kedekatannya dengan air di masa lalu.

Baca Juga:  Penemuan Fosil Rahang Mastodon di Belakang Rumah Warga

“Jejak kaki tersebut terbentuk saat batu pasir dan serpih ini masih berupa pasir dan lumpur yang terendam air di tepi sungai dan danau, yang secara berkala, sesuai musim, mengering,” kata Ausonio Ronchi, seorang paleontolog di Pavia University di Italia yang meneliti fosil tersebut.

“Matahari musim panas, yang mengeringkan permukaan tersebut, mengeraskannya hingga kembalinya air baru tidak menghapus jejak kaki tersebut, tetapi sebaliknya, menutupinya dengan tanah liat baru, membentuk lapisan pelindung,” jelasnya.

Dari pernyataan tersebut, butiran pasir dan lumpur yang halus ini mengawetkan detail-detail terkecil, termasuk bekas cakaran dan pola dari bagian bawah perut hewan.

Para peneliti mengatakan jejak-jejak tersebut berasal dari sedikitnya lima spesies hewan yang berbeda, beberapa di antaranya mungkin telah mencapai ukuran komodo modern (Varanus komodoensis), yang tumbuh antara 2-3 meter.

“Pada saat itu, dinosaurus belum ada, tetapi hewan yang bertanggung jawab atas jejak kaki terbesar yang ditemukan di sini pasti masih berukuran cukup besar,” kata Cristiano Dal Sasso, seorang paleontolog vertebrata di Natural History Museum of Milan yang merupakan ahli pertama yang dihubungi tentang penemuan tersebut.

Baca Juga:  Dua Pria Ini Tak Sengaja Temukan Fosil Telur Dinosaurus Langka saat Liburan

“Fosil-fosil tersebut menawarkan jendela untuk melongok ke dunia yang telah lama hilang, yang penghuninya punah pada akhir Permian. Temuan ini juga dapat mengajari kita tentang masa-masa yang kita jalani sekarang,” kata para peneliti dalam pernyataan mereka.

Perubahan iklim menjadi penyebab banyaknya jejak prasejarah yang ditemukan.

“Fosil-fosil ini menjadi saksi bisu periode geologis yang jauh, tetapi dengan tren pemanasan global yang sama sekali mirip dengan yang terjadi saat ini. Masa lalu mengajarkan kita banyak hal tentang risiko yang akan kita hadapi di dunia saat ini,” kata peneliti.

Fosil jejak prasejarah
Share. Facebook Twitter WhatsApp

Jangan Lewatkan

Maia Estianty Absen di Ngunduh Mantu Al Ghazali, Ternyata Ini Alasannya

Kamis, 19 Juni 2025 16:49 WIB

Alyssa Daguise Ternyata Berdarah Sunda, Ini Profil Sang Ibu Risa Dewi dari Garut

Kamis, 19 Juni 2025 16:00 WIB

Tampilan Al dan Alyssa di Akad Nikah Hebohkan Publik, Angkat Adat Sunda Penuh Pesona

Kamis, 19 Juni 2025 13:56 WIB

Pernikahan Ala Raja & Ratu: Ngunduh Mantu Al Ghazali dan Alyssa Daguise Curi Perhatian Publik

Kamis, 19 Juni 2025 09:28 WIB

Hasil Seleksi SPMB Jabar 2025 Tahap 1 Resmi Diumumkan Hari Ini, Simak Cara Cek dan Jadwal Daftar Ulang

Kamis, 19 Juni 2025 07:16 WIB

Terungkap! Misteri Gunung Salak yang Bikin Pendaki Merinding

Kamis, 19 Juni 2025 06:00 WIB
Terpopuler

Rekomendasi Wisata Bogor Terbaru dan Terpopuler: Cocok untuk Liburan Keluarga dan Pasangan

Sabtu, 14 Juni 2025 16:34 WIB

Wisata Garut Paling Populer 2025: Mulai dari Gunung Sampai Pantai

Sabtu, 14 Juni 2025 01:00 WIB

3 Spot Hidden Gem Bandung Buat Healing di Akhir Pekan

Kamis, 12 Juni 2025 06:00 WIB

Kecanduan Pornografi? 5 Film Ini Ceritakan Dampak Negatif Nonton Bokep

Kamis, 13 Juni 2024 22:00 WIB

Terobosan KCI: KMT Kini Hadir di Jabar, Wujudkan Integrasi Pembayaran Transportasi

Kamis, 19 Juni 2025 10:53 WIB
Facebook Instagram YouTube
Bukamata.id © 2025
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.