Para peneliti mendemonstrasikan peningkatan aktivasi bersama di PCC, sebuah simpul jaringan yang terlibat dalam kondisi kognitif berorientasi internal, dengan dACC dan insula.
Keduanya mempunyai jaringan kontrol dan membantu mempertahankan aliran saraf yang penting. Aktivasi bersama ini menunjukkan aliran saraf berorientasi ke dalam ditingkatkan oleh modulasi jaringan kontrol.
Selain itu, dengan menggunakan pendekatan konektivitas berbasis benih, para peneliti menemukan bahwa simpul-simpul dalam jalur pendengaran kurang terhubung selama trance, kemungkinan besar menunjukkan pemisahan persepsi dan penekanan rangsangan pendengaran berulang (drum berirama).
Stimulus ini dapat meredam pemrosesan di jalur pendengaran, diduga karena sangat dapat diprediksi dan berulang. Singkatnya, trance melibatkan default koaktif dan jaringan kontrol, dan memisahkan pemrosesan sensorik.
Konfigurasi ulang jaringan ini dapat mempromosikan pemikiran internal yang diperluas ketika integrasi dan wawasan dapat terjadi.
Mengutip The Conversation, teknik pengubahan pemikiran manusia kerap dilakukan untuk mencapai kondisi kesadaran yang berbeda, membayangkan sosok spiritual, terhubung dengan alam, atau sekadar untuk bersenang-senang.
Salah satu upaya itu dilakukan dengan memanfaatkan zat psikedelik. Namun, pengubahan pemikiran ini dilakukan tanpa obat-obatan, yaitu dengan menggunakan teknik ritmis seperti goyang nyanyian, atau permainan drum.
Atau, ada pula teknik paling ampuh dari jenis ini dengan memanfaatkan cahaya berkedip-kedip yang disebut “ganzflicker” Efek ganzflicker dapat dicapai dengan menyalakan dan mematikan lampu, atau dengan mengganti warna dalam pola ritmis yang cepat, seperti strobo.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini