Penelitian lain di India mengisyaratkan adanya hubungan yang signifikan antara perkawinan sedarah dan stunting pada masa kanak-kanak di India. Penelitian itu menguraikan hubungan antara perkawinan sedarah dan stunting pada masa kanak-kanak di India menggunakan survei terbaru dari Survei Kesehatan Keluarga Nasional. Studi tersebut menyoroti hasil gizi buruk di antara keturunan pasangan sedarah di India (Vishwakarma dkk, 2021, Linkages between consanguineous marriages and childhood stunting: Evidence from a cross-sectional study in India, Children and Youth Services Review, volume 122, Elsevier: 105922).
Secara rinci, penelitian di India tersebut menguraikan bahwa anak laki-laki dari pernikahan kerabat dekat memiliki kejadian stunting lebih tinggi yaitu 40% dibandingkan dengan anak perempuan yaitu 38%. Penelitian itu juga menyoroti bahwa pernikahan dengan sepupu di kalangan kaum muslimin lebih tinggi tiga kali lipat dibandingkan umat Hindu. Kesimpulannya, stunting pada masa anak-anak secara signifikan lebih tinggi pada perkawinan kerabat dekat dibandingkan dengan perkawinan yang tidak berkerabat di India.
Di Indonesia, penelitian serupa juga menghasilkan kesimpulan yang sama. Penelitian Ummi Kalsum dan timnya di Jambi menyebutkan bahwa pernikahan dengan kerabat dekat berhubungan dengan stunting pada anak-anak yang dilahirkan dari pernikahan tersebut. Pernikahan dengan kerabat dekat seperti sepupu merupakan faktor yang dominan sehingga dapat meningkatkan risiko stunting pada anak yang dilahirkan hingga 3,45 kali lipat dibandingkan dengan pernikahan yang tidak berkerabat dekat (Kalsum, 2019, Inbreeding Marriage Related to Stunting in Children Aged 24-59 Months, Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak, Vol. 13 No.1: halaman 10-18).
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini