Suzuverse sendiri saat ini menempati urutan 53 dalam ranking mata uang crypto berdasarkan Indodax market, dengan volume jual beli harian sebesar Rp1,4 Miliar.
Yang menarik, di saat bearish (perdagangan secara umum menurun), traffic token Suzuverse justru naik. Sementara di saat bullish (perdagangan naik), token SGT cenderung stabil.
Memang, saat ini belum banyak yang tahu bahwa token-token SGT bisa diperjualbelikan di bursa perdagangan kripto.
“Kami perkenalkan kepada publik secara bertahap supaya publik bisa mendapatkan manfaat dari konsep teknologi desentralisasi, atau blockchain ini,” ucapnya.
Menurut Reza, dalam konsep desentralisasi, user atau pengguna atau siapa pun yang terlibat ya, baik itu pemilik platform, pengembang platform, pengguna, mungkin nanti investor, dan lain-lain nanti yang kita akan masuk ke dalam ekosistem.
“Mereka akan punya peran yang sama-sama sebagai pemilik dan pengatur platform,” ujarnya.
Mekanismenya dengan memakai governance token (token tata kelola). Token tata kelola ini diperdagangkan dalam berbagai bentuk, ada yang diperdagangkan di in platform, ada yang di luar platform di bursa kripto – sebutlah Indodax, salah satu aplikasi trading kripto yang beroperasi sejak 2013 di Indonesia.
Ada sedikit perbedaan, kalau perdagangan in platform, tidak likuid, karena ada sistem tersendiri, serta ada masanya, kapan token-token tersebut bisa dicairkan. Sementara di luar platform, token-token bisa diperdagangkan dan dicairkan setiap saat, dengan harga mengikuti pasar.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini