Pada awal berdirinya vihara ini, masyarakat Tionghoa di daerah sekitarnya diminta untuk membantu perbekalan kapal Kekaisaran Ming dari Tiongkok. Selain menjadi tempat ibadah, vihara ini juga merupakan lokasi wisata sejarah budaya. Terutama ketika perayaan Cap Go Meh atau Imlek tiba, vihara ini dipenuhi oleh pengunjung.
Vihara ini menjadi simbol toleransi di Kota Cirebon, dimana konon pendirian vihara ini dibantu oleh Masjid Agung Sang Cipta Rasa dari Keraton Kasepuhan. Hingga saat ini, Vihara Dewi Welas Asih juga menjadi tempat acara buka puasa bersama pada saat bulan Ramadhan.
7. Vihara Hok Tek Bio, Bogor
Klenteng atau Vihara Hok Tek Bio ini konon berdiri pada tahun 1672. Nama vihara ini diambil dari nama Dewa Bumi, Hok Tek Ceng Sin, yang dipercaya sebagai pembawa rezeki bagi masyarakat. Oleh sebab itu, altar utama di salah satu vihara tertua di Indonesia ini adalah Altar Dewa Bumi.
Vihara Hok Tek Bio juga sering disebut sebagai Vihara Dhanagun dan dengan bentuk gapura yang besar dan berwarna merah, masyarakat dapat langsung mengenali vihara ini.
8. Vihara Satya Budhi, Bandung
Satya Budhi merupakan klenteng tertua di Kota Bandung. Diresmikan pada 1855 dengan nama Hiap Thian Kong yang berarti Istana Para Dewa. Pada 1965, penggunaan nama Tionghoa dilarang di Indonesia karena itulah Hiap Thian Kong berubah nama menjadi Vihara Satya Budhi.
Selain itu penggunaan kata klenteng diubah menjadi vihara kebijakan pemerintah saat itu tidak mengakui agama Konghucu. Namun sekarang, Vihara Satya Budhi menjadi tempat ibadat tiga agama, yaitu Tao, Konghucu, dan Buddha.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini