Rata-rata, tekanan darah sistolik serta diastolik peserta menurun masing-masing rata-rata tujuh dan empat poin usai intervensi.
“Sangat menarik bahwa intervensi gaya hidup sederhana bisa sama efektifnya dengan olahraga terstruktur dan beberapa pengobatan,” ungkap Elizabeth C. Lefferts, penulis utama studi itu.
Temuan tersebut menunjukan bahwa 3.000 langkah yang dicapai para peserta dalam penelitian ini setara dengan pengurangan yang terlihat pada obat anti-hipertensi. Delapan dari 21 peserta telah menjalani pengobatan antihipertensi.
Para peserta masih melihat peningkatan tekanan darah sistolik lantaran peningkatan aktivitas harian mereka.
Dalam penelitian sebelumnya ditemukan, ketika olahraga dikombinasikan dengan pengobatan bakal meningkatkan efek dari pengobatan tekanan darah saja. Ini menunjukan pentingnya olahraga sebagai terapi anti-hipertensi.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini