“Kalau imam qunut, antum tidak qunut, nggak apa-apa. Kalau imam tidak qunut, antum juga tidak perlu qunut. Selesai. Gampang, sebetulnya,” katanya.
Beliau menjelaskan bahwa masalah seperti ini sering muncul karena kurangnya pemahaman tentang prinsip berjamaah dalam sholat. Tidak perlu ada perdebatan atau keraguan yang berlebihan dalam menjalankan ibadah.
“Makmum itu tugasnya mengikuti imam dengan penuh keikhlasan, tanpa menambah atau mengurangi apa yang dilakukan oleh imam. Ini adalah bagian dari adab berjamaah,” tambahnya.
Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan bahwa doa qunut adalah sunnah yang tidak diwajibkan dalam setiap sholat subuh. Namun, jika imam membacanya, makmum cukup mengikuti tanpa merasa terbebani.
Beliau menegaskan bahwa dalam Islam, keberkahan berjamaah lebih diutamakan daripada perbedaan kecil dalam teknis ibadah. Oleh karena itu, makmum sebaiknya tidak membesar-besarkan perbedaan-perbedaan khilafiyah.
Sebagai penutup, Ustadz Adi Hidayat memberikan contoh sikap yang tepat ketika imam memiliki kebiasaan yang berbeda.
“Awas jangan terlampau soleh di sini. Kalau imam qunut, antum cukup mengaminkan. Tidak usah menambahkan hal-hal yang berlebihan,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini