bukamata.id – Wakil ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ustaz Adi Hidayat (UAH) memaknai Isra Miraj sebagai perjalanan fisikal, intelektual, dan spiritual.
“Isra itu perjalanan akumulatif yang menggabungkan fisikal, intelektual dan spiritual. Jadi, bukan hanya tindakan spiritual itu, karena diawali dengan tindakan fisikal dulu,” ucap UAH dikutip laman Muhammadiyah, Minggu (19/1/2025).
UAH mengatakan, Nabi Muhammad SAW disiapkan fisik dan mentalnya baru bisa melakukan miraj.
“Dilatih dulu di Mekah, dipersekusi dulu di Taif. Setelah kuat fisiknya, bagus mentalnya, lalu dibedah (dalam riwayat) dikeluarkan bagian hatinya dicuci dengan air zam-zam, didoakan iman dan hikmah,” ungkapnya.
Selama perjalanannya, dalam hadis diperlihatkan dengan jelas dan detail tentang keadaan di setiap tempat yang dilalui.
Hal ini menjadi penguat bahwa peristiwa tersebut bukan kisah khayalan dan menunjukkan secara intelektual peta kehidupan dunia.
“Seluruh perjalanan fisikal, perjalanan intelektual, perjalanan spiritual itu puncaknya mengantarkan pada fungsi komprehensif manusia sebagai hamba Allah SWT yang pulang ke belakang terima perintah salat,” jelasnya.
Perintah salat merupakan perintah yang mengakomodasi seluruh kebutuhan dari tiga bagian tubuh manusia. Jika menginginkan fisik, intelektual, dan spiritual yang kuat, maka Allah SWT menghadiahkan satu ibadah bernama salat untuk dikerjakan.
Terlepas dari ceramahnya soal Isra Mi’raj, UAH menyinggung dipilih angka 50 sebagai peresmian masjid Al-Musannif yang merupakan kehendak Allah SWT untuk menunjukan sifat wasathiyah Muhammadiyah.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini