Ia juga menjelaskan bahwa kematian bukanlah kejadian yang tiba-tiba, melainkan sebuah proses yang melibatkan peran malaikat.
“Ketika ajal tiba, malaikat maut akan menjemput jiwa tersebut,” ujar Ustadz Adi Hidayat, merujuk pada firman Allah dalam Surat As-Sajda, ayat 11: “Katakanlah: ‘Malaikat maut yang diserahi untuk mencabut nyawa kalian akan mematikan kalian, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kalian dikembalikan.'”
Dalam proses kematian, tubuh manusia mengalami perubahan signifikan.
“Pada saat kematian, tubuh yang sebelumnya hidup akan mengalami perubahan. Proses ini dimulai dengan hilangnya tanda kehidupan atau tasydid. Ketika tasydid hilang, itulah tanda bahwa kematian telah terjadi,” jelasnya.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan lebih lanjut bahwa perubahan tanda kehidupan menjadi sukun (ketenangan) adalah hal yang perlu dipahami oleh orang-orang di sekitar yang meninggal.
“Saat seseorang meninggal, tasydid yang menunjukkan kehidupan akan berubah menjadi sukun, yang berarti kedamaian,” ujarnya. Ini menjadi tanda bahwa jiwa telah meninggalkan tubuh.
Pemahaman tentang perubahan ini penting agar kita bisa lebih siap dan ikhlas menerima kenyataan bahwa kematian adalah bagian dari takdir Allah.
“Ketika orang meninggal, tasydid yang semula menunjukkan kehidupan berubah menjadi sukun, yang menandakan kedamaian,” tambahnya.
Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa kematian adalah suatu proses yang sudah diatur oleh Allah, dan tidak ada yang dapat menghindari atau memperpanjang hidupnya.
“Malaikat maut ditugaskan untuk mencabut nyawa. Setiap individu yang sudah ditentukan ajalnya pasti akan menemui kematian,” tegasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini