bukamata.id – Baru-baru ini, fenomena merendahkan orang lain, baik dalam interaksi sehari-hari maupun melalui media, semakin mendapat perhatian publik.
Salah satu peristiwa yang menjadi sorotan adalah viralnya sebuah video Gus Miftah yang dinilai mengolok-olok seorang penjual es teh. Ironisnya, tindakan tersebut justru mendatangkan berkah bagi si penjual karena banyak pihak memberikan bantuan uang tunai sebagai bentuk dukungan.
Dalam menanggapi fenomena ini, Ustadz Adi Hidayat (UAH) menegaskan bahwa perilaku menghina atau mencela orang lain sejatinya hanya merendahkan kehormatan pelakunya sendiri.
“Silakan menghina, silakan menghardik. Ketika kata-kata kotor keluar dari lisan, pada saat itu pula Anda sedang merendahkan kehormatan Anda di hadapan orang lain,”* ujar UAH, dikutip dari YouTube @AMRgaleri, Sabtu (7/12/2024).
Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan bahwa Islam melarang keras berkata kotor, mencaci maki, memprovokasi, hingga memecah belah.
Perilaku semacam ini tidak hanya menyakiti orang lain tetapi juga mencoreng martabat pelaku di mata masyarakat.
“Orang yang mencela akan dicela, orang yang menghina akan terhina. Ini adalah sunnatullah, hukum alam yang pasti berlaku. Perbuatan buruk akan kembali kepada pelakunya,” jelasnya.
Menurutnya, menjaga lisan adalah bagian dari keimanan. Seorang muslim sejati tidak akan menggunakan lisannya untuk menyakiti hati orang lain, tetapi untuk menyebarkan kebaikan.
Dalam konteks kasus viral tersebut, ia menekankan pentingnya sikap rendah hati dan penghormatan terhadap sesama, tanpa memandang status sosial atau profesi.
“Islam mengajarkan kita untuk memuliakan orang lain. Ketika kita memuliakan orang lain, Allah akan memuliakan kita,”* ujarnya.
Selain itu, UAH juga menyoroti pentingnya kebijaksanaan dalam berkata-kata di era digital. Ia mengingatkan bahwa perkataan buruk dapat dengan cepat menyebar luas melalui media sosial, menimbulkan dampak negatif yang berlipat ganda.
“Di zaman sekarang, apa yang kita katakan bisa menjadi viral. Jika itu baik, kita akan mendapatkan pahala. Namun, jika buruk, kita harus siap menanggung konsekuensinya,” tambahnya.
Ia mengajak masyarakat untuk menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran penting, dengan senantiasa menjaga lisan dan perilaku baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di dunia maya.
“Mulailah introspeksi diri. Tanyakan, apakah ucapan atau tindakan kita sudah mencerminkan akhlak seorang muslim?” pungkasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini