bukamata.id – Jawa Barat menjadi provinsi dengan pemilih terbanyak di Indonesia. Dengan banyaknya jumlah tersebut, membuat karakteristik masyarakatnya heterogen.
Sehingga, untuk menyimpulkan figur yang pas dalam memimpin Jawa Barat sangat sulit dan kompleks, dengan masyarakat yang berada di pedesaan, di perkotaan, juga yang transisi.
Melihat hal itu, Pengamat Politik Universitas Padjadjaran (Unpad), Firman Manan mengungkapkan perbedaan karakteristik pemilih di Jabar.
“Kalau kita lihat, pemilih yang ada di Bandung Raya dan di megapolitan itu tentu berbeda karakternya dengan pemilih di Priangan Timur, Priangan Barat, pemilih di Cirebon-an itu juga beda,” beber Firman, saat dihubungi Jumat (19/7/2024).
Firman menyebutkan setidaknya ada tiga karakteristik pemilih di Jabar yang nantinya bisa mempengaruhi terhadap pilihan figur.
“Paling tidak kalau saya melihat itu dari pengalaman pemilu atau pilkada sebelumnya, beberapa karakteristik itu (popularitas/religiusitas/kualitas) yang mempengaruhi pilihan terhadap figur,” ujarnya.
Karakteristik pertama yaitu popularitas. Firman mengatakan, sebagian pemilih di Jabar akan melihat popularitas Calon Gubernur Jabar untuk menentukan pilihannya.
“Jadi ada karakter pemilih Jawa Barat itu tadi yang melihat pada sisi popularitas,” ungkapnya.
Lalu kedua, ada karakteristik juga di sebagian wilayah itu pemilih religius. Biasanya ada di daerah Priangan Barat, Priangan Timur.
“Pemilih-pemilih religius yang kemudian melihat sisi religiusitas dari figur. 2018 misalnya Kang Emil akhirnya memilih berpasangan dengan Kang Uu, lalu kemudian memilih membangun koalisi itu dengan ada Partai Islamnya juga PPP dan PKB,” bebernya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini