bukamata.id – Menghadapi musim kemarau dan fenomena El Nino, Kota Bandung perlu membentengi diri terutama dalam hal ketahanan pangan. Mengingat, lebih dari 90 persen kebutuhan pangan Kota Bandung diperoleh dari daerah lain.
Salah satu solusi yang terus digencarkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung adalah Buruan Sae. Sampai saat ini sudah ada 375 titik kelompok Buruan Sae di Kota Bandung.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengatakan, selain menambah jumlah kelompok Buruan Sae, program lain yang sedang dikembangkan Pemkot Bandung adalah pangan berkualitas.
“Pangan bukan hanya bicara mengenai produksinya, tapi juga harus sehat dan memiliki nilai. Itu yang sedang kita kembangkan,” ucap Gin Gin, Selasa (22/8/2023).
Salah satu produksi pangan non-beras yang sedang dikembangkan adalah shorgum. Gin Gin berharap, hal ini bisa menjadi model pengembangan pangan yang baru di Kota Bandung.
“Nantinya Kota Bandung bisa mengembangkan pangan alternatif lokal yang bisa menggantikan beras dan menambah pendapatan. Juga menjadi pakan ternak yang saat ini sedang mahal,” ungkapnya.
Selain itu, ada pula program pemanfaatan pangan diolah menjadi makan yang punya nilai gizi dan kesehatan. Sehingga bisa bermanfaat untuk kesejahteraan.
“Kita juga punya PR di pangan hewani, ini harus semakin ditingkatkan. Sebab, kebutuhan pangan hewani di Kota Bandung cukup tinggi,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini