“Aparat juga belum profesional dalam menghadapi aksi demonstrasi. Mereka masih mudah terprovokasi itu jadi PR juga buat aparat keamanan baik TNI maupun Polri,” ungkapnya.
“Saya lihat itu orangnya banyak yang muda-muda, saya bisa membayangkan mereka itu kan pasti cepet bener panas, apalagi dalam kondisi seperti itu, ini jadi tugasnya institusi aparat keamanan untuk bagaimana bisa melakukan pengamanan,” sambungnya.
Nani juga menyoroti tentang penggunaan senjata selama jalannya aksi demonstrasi yang membuat cukup khawatir.
“Saya tuh khawatir terus terang, jadi aparat tuh masih menggunakan kekerasan dan senjata untuk membubarkan. Mulai dari gas air mata, kalau aksinya makin besar pasti senjata yang digunakan makin besar juga. Itu dia yang menjadi konsen buat kita bahwa dalam aksi seperti ini tidak boleh menggunakan senjata,” paparnya.
Selain itu, pihaknya juga meminta pemerintah untuk menjamin kebebasan jurnalis dalam menyampaikan kritiknya.
“Dan kita juga menyerukan supaya jurnalis yang memang hobi mengkritik dan kita memang mengkritik dan menjadi pilar untuk penyeimbang. Dan kita minta pemerintah menjamin kebebasan kita dalam melakukan kritik dan ekspresi untuk hal tersebut,” tandasnya.
Sementara itu, perwakilan Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ), Nurina Savitri meminta, pihak kepolisian untuk menepati janjinya dalam menindaklanjuti tindak kekerasan terhadap jurnalis ini.
“Sebaiknya itu ga hanya berhenti di janji ya tapi itu harus terjadi, harus ada aksinya karena ini bukan pertama kali tapi berulang dalam setiap demonstrasi besar,” ucap Nurina.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini