bukamata.id – APPMI (Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia) Jawa Barat dan Maranatha kembali menggelar acara tahunan bertajuk Fashion Tendance di The GAIA Hotel Bandung, Kamis (7/11/2024).
Acara ini menjadi ajang penting bagi industri fashion di Jabar, mempertemukan desainer, pelaku industri kreatif, serta pecinta mode untuk berbagi wawasan dan tren terbaru.
Ketua APPMI Jabar, Susan Zhuang mengungkapkan pentingnya hati-hati dalam menentukan tema dan arah tren fashion tahunan, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi dan lingkungan.
“Kami sangat berhati-hati setiap kali mengeluarkan satu tema tahunan. Tren apa yang akan datang di 2025, dan yang akan kami kejar itu. Sustainable fashion harus tetap dijalankan karena kami harus bertahan dan tetap optimis,” ujar Susan saat ditemui di sela-sela acara.
Susan juga menyoroti perkembangan positif yang terjadi pada industri fashion tahun ini, yang mulai bangkit setelah terpuruk akibat pandemi COVID-19.
“Pesta-pesta sudah cukup besar; yang tadinya 100 orang, sekarang sudah bisa menjadi 500-700 orang, dan itu berdampak besar. Toko kain laku, penjahit juga bergerak. Mereka yang mungkin hampir setengah tahun tidak mendapat orderan, sekarang banyak event lagi. Penjahit, tukang kain, bahkan pabrik tekstil sedikit demi sedikit mengalami kemajuan,” jelasnya.
Dalam menghadapi tantangan besar akibat pandemi, Susan mengungkapkan bahwa APPMI dan pelaku industri fashion lainnya harus kreatif dalam beradaptasi.
“Waktu COVID, kami beralih ke produk lain, seperti APD dan masker kain, itu yang membuat kami bertahan selama satu tahun. Kami tidak harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karena kami tetap berproduksi dengan produk baru yang sesuai dengan kebutuhan saat itu. Ini menunjukkan bahwa kreativitas dan kemampuan beradaptasi sangat penting dalam industri ini,” ungkap Susan.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini