bukamata.id – Pemerintah Kota Bandung mengumumkan langkah ambisius dalam merevolusi transportasi publik dengan meluncurkan sistem angkot pintar berbasis aplikasi. Program ini merupakan bagian dari visi Bandung sebagai kota cerdas (smart city) dan ditargetkan menjadi model pertama di Indonesia.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyampaikan bahwa proyek ini akan mengubah total sistem angkot konvensional menjadi layanan yang lebih modern, efisien, dan berbasis teknologi.
“Angkot ke depan akan direvitalisasi jadi angkot pintar. Ada layar informasi, pelacakan ETA, dan bisa dipesan lewat aplikasi,” ujar Farhan, Rabu (25/6/2025).
Sistem Zonasi dan Angkot On-Demand
Dalam sistem baru ini, trayek panjang antarkawasan akan digantikan dengan sistem zonasi. Kota Bandung akan dibagi menjadi tiga wilayah layanan: Bandung Utara, Bandung Tenggara, dan Bandung Barat Daya. Setiap angkot hanya akan beroperasi di zona masing-masing, mengurangi kekacauan trayek dan mempercepat waktu tempuh.
Penumpang tidak perlu lagi menunggu sembarangan di pinggir jalan. Mereka cukup menuju halte khusus yang dilengkapi aplikasi untuk memantau keberadaan angkot secara real-time. Bahkan, layanan ini memungkinkan penjemputan langsung bila penumpang memiliki arah perjalanan yang sama.
Langganan Rp100 Ribu Sebulan, Naik Angkot Sepuasnya
Salah satu fitur yang menarik perhatian adalah sistem pembayaran berbasis langganan bulanan. Warga hanya perlu membayar Rp100 ribu per bulan dan bisa menggunakan angkot pintar sebebasnya tanpa batas jumlah perjalanan.
“Modelnya langganan bulanan, bukan bayar per perjalanan. Cukup Rp100 ribu sebulan, warga bisa naik angkot sepuasnya,” jelas Farhan.
Halte yang disiapkan pun ramah pengguna: tersedia Wi-Fi gratis dan colokan listrik, sehingga penumpang tetap bisa terhubung ke internet meski tanpa kuota atau kehabisan baterai.
5.000 Unit Angkot Pintar, 1.500 Titik Penjemputan
Farhan menargetkan sistem ini akan mencakup 5.000 unit angkot pintar dengan sekitar 1.500 titik penjemputan yang tersebar merata. Jarak antar titik diperkirakan hanya 500-600 meter, menjamin akses mudah bagi warga di seluruh penjuru kota.
Untuk mewujudkannya, Pemkot Bandung mengalokasikan dana sekitar Rp500 miliar dari APBD, yang akan digunakan untuk subsidi kendaraan dan pengembangan sistem Bus Rapid Transit (BRT).
“Mereka (koperasi angkot) kita dorong untuk ganti unit lama dengan kendaraan baru sesuai spesifikasi teknologi. Harus baru, pakai layar, dan SIM card untuk koneksi sistem,” tambahnya.
Langkah Pertama di Indonesia
Dengan menggabungkan konsep angkutan umum, ojek online, dan layanan berbasis aplikasi dalam satu platform langganan, Bandung berambisi menjadi pelopor sistem transportasi publik masa depan.
Farhan berharap inovasi ini menjadi tonggak sejarah bagi kota-kota lain di Indonesia yang ingin mengadopsi sistem transportasi yang lebih modern dan berkelanjutan.
Baca Berita bukamata.id lainnya di Google News










