“Secara logika, dalam ibadahnya tenang dan khusu, ekonomi terjamin. Jangan sampai ibadahnya tidak khusu karena memikirkan ekonomi,” ujarnya.
Denny menuturkan, sasaran dari Kredit BJB Mesra adalah jemaah yang tercatat dan sering datang ke rumah ibadah. Tidak hanya untuk jemaah masjid, melainkan untuk seluruh jemaah gereja, vihara, kelenteng dan sebagainya.
Lebih lanjut, Denny menuturkan, alasan dipilihnya jemaah lantaran yang mengetahui persis ekonomi sekitar adalah pengurus rumah ibadah. Sehingga diketahui siapa saja mereka yang harus dibantu.
“Untuk mendapat sisi permodalan, proses mudah, bunga ringan, kita berusaha sesuai tema hari ini, bagaimana melepaskan jemaah dari bank-bank emok atau pinjaman online,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Usaha Kecil pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jabar, Ucup Yusuf mengatakan, Kredit BJB Mesra hadir karena visi misi Ridwan Kamil futuristik. Dimana ingin Jabar menjadi juara lahir dan batin.
“Jadi urusan dua-duanya harus bagus. Ini non-APBD, Bank BJB ada permodalan dari pihak ketiga. Awalnya Rp5 juta, sekarang meningkat Rp10 juta (kreditnya)” kata Ucup.
Ucup menjelaskan, latar belakang lain hadirnya Kredit BJB Mesra lantaran UMKM yang mengakses perbankan masih sedikit. Di samping itu lebih dari 50 persen UMKM pernah mengakses bank emok maupun pinjaman online yang bunganya cukup besar.
“Menurut data BPS, UMKM Jabar memiliki kendala permodalan. 1 juta lebih pelaku UMKM terjerat rentenir dan terancam kemiskinan,” paparnya.
Di tempat yang sama, Herni Hernawati, pelaku UMKM dari Pangandaran mengaku, dirinya mengenal Kredit BJB Mesra ketika pandemi melanda. Usahanya terpukul oleh wabah Covid-19 ketika itu.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini