Oleh karena itu, Nuryamah berharap, para kaum perempuan yang mengikuti kegiatan ini bisa mengambil peran penting khususnya dalam menjadi pengawas pertisipatif. Sebab menurutnya, di setiap penyelanggaran pemilu sering kali muncul pelanggaran yang dilakukan oleh peserta pemilu.
“Di setiap tahapan itu ada kerawanan kerawanan yang memang sering dilanggar oleh peserta pemilu. Pun dengan masyarakat itu juga, makanya masyarakat harus cerdas utamanya disini adalah perempuan,” ungkapnya.
Dalam kegiatan ini, para peserta dibekali dengan pendidikan politik salah satunya adalah terkait dengan menolak money politik yang memberikan berita-berita bohong yang dirasa itu bagian daripada kerawanan pemilu.
“Ketika mereka sudah mampu menangkan hal-hal itu, mereka juga harus sanggup dan mampu menjadi pengawas partisipatif dalam konteks pelapor. Misalkan disekelilingnya dia menemukan dalam kampanye itu pelibatan ASN, anak atau ada berita bohong dan lain sebagainya, mereka harus mampu dan sanggung melaporkan itu ke Bawaslu itu sendiri tentunya,” tuturnya.
Meski bukan dalam konteks bimbingan teknis atau Bimtek, Nuryamah memastikan, para peserta mendapatkan wawasan yang tak kalah penting dalam menghadapi Pemilu 2024.
“Konteksnya hari ini sosialiasi ini juga dibekali, memang kalau konteks bimtek kita memang belum masuk pada ranah itu. Trik-trik dan strategi nanti sama narsum akan disampaikan dan tadi pun disampaikan secara sekilas. Bagaimana cara melapor, terus bagaimana persyaratan yang harus di penuhi apa saja,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini