bukamata.id – Di tengah kondisi darurat sampah Kota Bandung, warga RW 08 Cibaduyut, Kecamatan Bojongloa Kidul menciptakan sebuah inovasi berupa alat pembakaran sampah atau incinerator yang dibangun di lahan sempit yang tak lebih dari 5 meter.
Inovasi ini lahir dari tangan dingin Yosep Barkah Ibrahim yang juga Ketua Karang Taruna RW 08 Cibaduyut. Yosep pun memberi nama karyanya ini dengan sebutan Jozef.
“Risetnya dari tahun 2005, setelah ada bencana di TPA Leuwigajah. Saya berpikir, kalau tidak ada solusi yang cepat, kita hanya akan membuat gunung sampah di Kota Bandung,” ucap Yosep saat menjelaskan awal mula membuat incinerator, Jumat (8/9/2023).
Hingga akhirnya, perjuangan riset bertahun-tahun itu berbuah manis. Sejak dua bulan silam, Jozef telah mengantongi sertifikat lolos uji emisi dari Laboratorium Pengendalian Kualitas Lingkungan (LPKP).
Hasilnya, asap incinerator Jozef berada di bawah batas baku mutu. Meski beberapa kali harus disempurnakan sesuai dengan standar.
“Dari hasil itu, pihak penguji bahkan sudah memastikan incinerator kami ini aman untuk lingkungan. Tidak ada gumpalan asap hitam yang keluar dari proses pembakaran,” jelasnya.
Meski begitu, sampai saat ini ia terus meriset dan menyempurnakan incinerator Jozef. Awalnya, ia membuat incinerator ukuran kecil dari bahan drum besi. Kemudian, dikembangkan lagi dengan material yang lebih mumpuni.
“Kalau dari bahan-bahan material yang biasa, biaya membuat satu incinerator itu mencapai Rp10 juta-Rp15 juta. Tapi kalau bahannya pakai yang bagus semua seperti semen api, fire brick, dan ceramic fiber itu bisa mencapai Rp50-Rp100 juta,” katanya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini