“Awalnya kami mengira bahwa urusan sawah ini hanyalah pompanisasi atau pengairan, benih dan pupuk, walaupun sudah dipenuhi seperti itu, tetap harus diperhatikan bagaimana yang mengelola dan kondisi buruh taninya. Jadi mohon dicek juga keluarganya apakah sekolah, memiliki BPJS atau tidak. Jadi jangan sampai Bapak Ibu hanya menghitung panennya sekian,” jelasnya.
“Nanti dilaporkan kepada Pak Bupati bahwa hasil dari desa/kecamatan ini sekian ton, tapi yang lebih diperhatikan adalah juga bagaimana kesejahteraan petani tersebut,” imbuhnya.
Kemudian terkait tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Bandung Barat, tahun 2023 tercatat sebesar 8,11 persen dan penduduk miskin sebesar 10,52 persen.
Untuk itu Bey meminta penurunan angka pengangguran difokuskan pada mereka yang menganggur lebih dulu.
“Tentunya hal-hal yang harus dilakukan, misalnya pelatihan wirausaha dan juga program wajib belajar supaya diperhatikan,” ujarnya.
Selain itu, yang tak kalah penting mengenai angka stunting di Kabupaten Bandung Barat mencapai 25,1 persen dan Jabar 21,7 persen.
Bey mendorong program penurunan angka stunting dengan memperhatikan gizi sejak dari perempuan yang akan menikah, Ibu hamil, dan anak-anak stunting.
“Kepada Pak Bupati, para camat, dan kepala desa untuk turun memperhatikan anak-anak stunting, juga program kepada ibu yang akan menikah, dan yang telah hamil supaya diperhatikan gizinya,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini