bukamata.id – Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, Hilman Latief, menegaskan komitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi jemaah haji Indonesia selama di Arab Saudi.
Hal ini disampaikannya dalam Rapat bersama Tim Panja Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji 1446 H di Senayan, Jakarta, Senin (6/1/2025).
“Alhamdulillah, kita memiliki semangat yang sama untuk merumuskan pembiayaan haji yang lebih terjangkau, sekaligus menjaga kualitas pelayanan terbaik bagi jemaah haji Indonesia,” kata Hilman, dikutip dari laman resmi Kemenag RI, Selasa (7/1/2025).
Pada tahun ini, Indonesia mendapatkan kuota haji sebanyak 221.000, yang terdiri dari 201.063 jemaah reguler, 1.572 petugas haji daerah, 685 pembimbing Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU), serta 17.680 jemaah haji khusus.
Transportasi Udara dan Darat
Kemenag telah menyelesaikan seleksi penyedia transportasi udara untuk haji 1446 H, sesuai dengan Keputusan Menteri Agama (KMA) No 1197 Tahun 2024. Hilman mengungkapkan bahwa dua maskapai dalam negeri, Garuda Indonesia dan Lion Group, serta satu maskapai luar negeri, Saudia Airlines, telah memenuhi syarat administratif dan teknis.
“Maskapai yang dipilih didasarkan pada pengalaman dan aspek lainnya seperti On Time Performance (OTP),” ujar Hilman.
Selain transportasi udara, Kemenag juga menyiapkan transportasi darat di Arab Saudi, termasuk bus antar kota perhajian dan bus shalawat yang akan digunakan untuk mengangkut jemaah.
Akomodasi dan Fasilitas
Hilman menjelaskan bahwa untuk akomodasi di Makkah dan Madinah, Kemenag mengutamakan aspek kelayakan, kenyamanan, dan akses mudah ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Di Makkah, hotel yang disediakan harus berada dalam jarak maksimal 4.500 meter dari Masjidil Haram, sementara di Madinah, jarak terjauh adalah 1.000 meter dari Masjid Nabawi.
“Pengadaan akomodasi kami lakukan secara independen, dengan pengawasan ketat dari tim Itjen dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),” jelas Hilman.
Konsumsi untuk Jemaah
Untuk layanan konsumsi, Kemenag memastikan ketersediaan makanan selama perjalanan haji. Jemaah haji akan menerima 27 kali makan di Madinah, 84 kali makan selama 28 hari di Makkah, dan menu tambahan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Menu yang disajikan bercita rasa nusantara.
Persaingan Ketat Penyedia Layanan
Hilman juga mengungkapkan bahwa Indonesia tetap menjadi daya tarik besar bagi penyedia layanan di Arab Saudi. “Tahun ini, lebih dari 600 hotel dan 400 dapur mendaftar sebagai penyedia layanan, meskipun hanya sekitar 25%-30% yang akan digunakan,” tandasnya.
Dengan semua upaya ini, Kemenag bertekad untuk memberikan pengalaman haji yang nyaman dan berkualitas tinggi bagi seluruh jemaah Indonesia, sekaligus menjaga agar biaya penyelenggaraan ibadah haji tetap terjangkau.