bukamata.id – Seperti diketahui, gempa melanda Kabupaten Sumedang sebanyak tiga kali pada Minggu (31/12/2023).
Tercatat kekuatan gempa berada di kisaran 4,1 magnitudo, 3,4 magnitudo dan 4,8 magnitudo.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengungkapkan gempa yang mengguncang wilayah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, dipicu oleh sesar aktif yang masih belum terpetakan.
“Jadi gempa ini terletak persis di kota Sumedang sesuai dengan lokasi kerusakan yang terjadi, sehingga gempa tersebut dipicu oleh sesar aktif yang belum terpetakan,” kata Daryono di kanal YouTube BMKG, Senin dini hari.
Daryono mengatakan kejadian gempa bumi ini menjadi perhatian serius pihaknya untuk mempelajari titik sesar gempa yang belum terpetakan untuk meminimalisir banyaknya korban jiwa.
Dia mencontohkan gempa Cianjur (Jawa Barat, 2022) sebagai bencana yang sesar gempanya belum terpetakan sebelumnya.
“Karena sesar-sesar yang ada itu jauh dari pusat kota Sumedang, sehingga ini perlu mendapatkan perhatian kita untuk aktivitas sesar ini untuk antisipasi kedepannya untuk perencanaan pembangunan ke depan di Sumedang,” katanya.
Daryono menjelaskan gempa dangkal yang terjadi di Sumedang cukup berbahaya apabila titik pusat gempa berada di pemukiman padat penduduk dengan kekuatan berskala besar dan tidak tahan gempa.
“Karena kedalamannya yang sangat dangkal, terjadi persoalan karena banyaknya sekali rumah-rumah yang dibangun tidak tahan gempa,” kata dia.
Akibat gempa yang melanda Kabupaten Sumedang tersebut, puluhan pemukiman warga serta fasilitas umum seperti rumah sakit dilaporkan mengalami kerusakan.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini