bukamata.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, jika operasi modifikasi cuaca (OMC) di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak terlepas dari kondisi fenomena kebencanaan di Kabupaten Penajam Paser Utara (PUU), Kalimantan Timur.
Begitu disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam acara ‘Disaster Briefing: Operasi Modifikasi Cuaca di Kalimantan Timur dan Megathrust di Indonesia’ melalui YouTube BNPB Indonesia, Senin (19/8/2024).
“Jadi untuk operasi modifikasi cuaca di Kalimantan Timur khususnya di daerah IKN ini sebenarnya tidak lepas dari kondisi fenomena hujan dan kebencanaan yang ada di daerah khususnya Kabupaten Penajam Paser Utara,” ucap Abdul.
Abdul mengatakan, berdasarkan data BNPB, banjir serta kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) mendominasi kejadian bencana di PPU dalam lima tahun terakhir.
“Paling signifikan itu kejadian karhutla dengan 44 persen. 2019 periode el nino maka yang paling dominan itu karhutla. Lewat periode el nino kemudian masuk periode la nina maka yang dominan itu banjir. 2022-2023 periode el nino sangat signifikan karhutla,” katanya.
Artinya, lanjut Abdul, karakteristik kejadian bencana di PUU ini akan mengikuti karakteristik fenomena global.
“Apakah itu intensitas hujan yang turun di kawasan di Kalimantan Timur dan PUU secara khusus atau sebaliknya fenomena el nino yang membawa kekeringan dan potensi karhutla di Kalimantan Timur secara umum dan PUU secara khusus,” jelasnya.
Menurutnya, kejadian bencana banjir dan karhutla yang mendominasi di PUU yang mendasari Presiden Terpilih, Prabowo Subianto untuk menyiapkan sejumlah teknologi terkini di IKN.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini