bukamata.id – Krisis air bersih akibat kemarau berkepanjangan sudah dirasakan warga Jawa Barat. Sejak Januari hingga September 2023, terdapat 15 kabupaten/kota yang mengalami krisis air bersih.
Menurut Kasi Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Hadi Rahmat, musim kemarau yang mengakibatkan kesulitan air bersih ini hampir merata di seluruh Jabar.
“15 Kabupaten/Kota terdampak kemarau, warga banyak yang kekurangan air bersih,” kata Hadi, Rabu (6/9/2023).
Adapun ke-15 kabupaten/kota itu di antaranya Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Kabupaten Garut, Bandung Barat, Bandung, Purwakarta, Majalengka, Karawang, Subang, Cirebon, Pangandaran dan lainnya.
“Ada 64 kecamatan dan 156 desa di Jabar yang terdampak kekeringan ini. Desa ini kesulitan air bersih,” paparnya.
Hanya saja, kata Hadi, Kabupaten Bogor menjadi daerah yang paling parah krisis air bersih. Pasalnya ada 71 desa yang terdampak.
Di bawah Bogor, menyusul Sukabumi. Meski demikian kedua daerah ini telah mendapatkan bantuan air bersih dari pemerintah.
“Kabupaten Bogor sudah memperoleh bantuan air sebanyak 693 ribu liter. Sukabumi telah mendapatkan bantuan sebanyak 121 ribu liter,” jelasnya.
Untuk kebakaran hutan lahan (karhutla) yang terjadi di Jabar karena kemarau, Hadi mengatakan, ada 46 kecamatan yang terdampak di 15 kabupaten/kota. Total yang terbakar luasnya mencapai 313,9 hektare.
“Wilayah lahan pertanian yang terdampak Karhutla paling banyak di Kabupaten Majalengka, Cirebon, dan Subang. Angkanya di atas 10 haktare,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini