Kang DS juga mengajak kepada para camat, kepala desa, RW dan RT ketika kebutuhan sudah terpenuhi, sebaiknya untuk membantu sesama.
“Besar kecilnya tidak jadi ukuran, yang penting ikhlas. Donasi atau shodaqoh zariah yang telah dikeluarkan, saya yakin pahalanya sampai ke akhirat nanti,” katanya.
Kemudian, kata dia, ilmu bermanfaat pahalanya tidak akan putus sampai ke akhirat nanti. Salah satu contoh adalah ibu.
“Guru yang pertama itu adalah ibu. Yang pertama mendidik itu adalah ibu. Saya titip jangan pernah menyakiti hati ibu. Jangan pernah merendahkan guru. Jangan pernah berkata, bekas guru,” katanya.
Kang DS mengungkapkan jadi Bupati Bandung karena doa ibu kandungnya. Ia pun mengaku tak punya apa-apa.
“Saya titip, jangan sampai menyakiti hati seorang ibu. Apalagi sudah menyakiti seorang ibu, saya yakin orang itu hidupnya tidak akan berkah,” ucapnya.
Menurutnya, ilmu yang pertama memberikan adalah ibu. Maka ibulah yang utama mendapatkan pahala, apabila anaknya sudah mulai belajar bicara.
Begitu pula dengan guru ngaji, kata dia, bahwa ustadz dan ustadzah itu adalah sebagai pengganti orang tua untuk mendidik anak-anak dalam bidang pendidikan keagamaan di madrasah maupun di masjid.
“Setiap bulannya, para guru ngaji itu diberikan insentif. Sekecil apapun ilmu yang diberikan kepada anak-anak kita, kemudian diamalkan saya yakin pahalanya akan mengalir sampai ke akhirat nanti,” katanya
Menurutnya, tegaknya suatu negara ada empat golongan, pertama ilmunya para ulama, adilnya para pemimpin, para aghnia memberikan zakat malnya membantu kepada fakir miskin, dan doanya para fakir miskin.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini