Dalam pidatonya, Dandan mengutip contoh sukses dari Kyoto, Jepang, dan berbagai negara di Eropa yang berhasil mempertahankan dan mengelola struktur bangunan bersejarah mereka dengan baik.
“Kyoto dan negara-negara Eropa telah menunjukkan bahwa pengelolaan situs bersejarah yang baik dapat menarik wisatawan dan menjadi pusat penelitian. Bandung memiliki potensi yang sama besar untuk menjadi pusat wisata sejarah dan penelitian jika kita bisa menjaga dan mengelolanya dengan baik,” ungkapnya.
Untuk mewujudkan visi ini, Dandan mengajak semua pihak di Kota Bandung untuk bersinergi. Ia menekankan bahwa tanggung jawab menjaga Braga tidak hanya berada di tangan pemerintah, tetapi juga pemilik properti dan masyarakat.
“Kita perlu kerjasama yang kuat antara pemerintah, pemilik properti, dan masyarakat untuk menjaga dan melestarikan Braga. Dengan demikian, Braga dapat dinikmati oleh semua orang dan menjadi daya tarik wisata serta bahan penelitian,” tambahnya.
Dandan Riza Wardana percaya bahwa dengan pengelolaan yang tepat, Braga dapat memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian kota melalui sektor pariwisata. Ia berharap visi ini dapat diwujudkan dengan dukungan dari semua pihak, sehingga Braga bisa dikenal sebagai kawasan yang kaya akan warisan sejarah dan budaya yang terjaga dengan baik.
Selain itu, Dandan menekankan pentingnya inovasi dalam pengelolaan kawasan bersejarah. Ia mengusulkan program-program yang melibatkan teknologi digital untuk mempromosikan Braga secara lebih luas, seperti aplikasi tur virtual dan augmented reality yang dapat memberikan pengalaman interaktif bagi pengunjung.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini