bukamata.id – Pemerintah Kabupaten Purwakarta mengimbau warga untuk menghindari area rawan tanah bergerak di Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, guna mencegah risiko bencana susulan.
Sekretaris Daerah Purwakarta, Norman Nugraha, menyatakan bahwa wilayah tersebut masuk dalam zona rawan pergerakan tanah dan saat ini menunjukkan peningkatan aktivitas tanah bergerak yang mengkhawatirkan.
“Kami mengingatkan masyarakat agar tidak beraktivitas di sekitar lokasi bencana. Saat ini, kejadian tanah bergerak terjadi dengan rentang waktu satu jam, meski sebelumnya sempat terjadi tiap lima menit sekali,” jelas Norman.
Penanganan Terstruktur dan Bantuan Logistik
Pemkab Purwakarta bersama BPBD Jabar, BNPB, dan PVMBG terus melakukan penanganan bencana secara terstruktur.
Distribusi bantuan logistik untuk para pengungsi dipercepat agar kebutuhan dasar warga di lokasi pengungsian dapat terpenuhi.
Dampak Bencana Tanah Bergerak di Pasirmunjul
Menurut data dari BPBD Jabar, bencana ini telah menyebabkan lebih dari 250 warga mengungsi dan sekitar 70 bangunan rusak, dengan rincian:
- 57 rumah mengalami kerusakan berat
- 3 rumah rusak sedang
- 8 rumah rusak ringan
- 1 tempat ibadah dan 1 fasilitas umum rusak berat
Selain itu, 20 meter tanah ambles telah tercatat sejak 11 hingga 14 Juni 2025, dengan intensitas pergerakan tanah setiap 10 menit.
Bencana juga memaksa warga Kampung Cigintung untuk memindahkan puluhan makam keluarga demi keselamatan.
Kondisi Geologis Memicu Pergerakan Tanah
Badan Geologi Kementerian ESDM menyebut pergerakan tanah di Desa Pasirmunjul sudah berlangsung sejak April 2025.
Daerah ini secara morfologi berada di perbukitan dengan ketinggian 370 meter di atas permukaan laut dan memiliki lereng cukup curam, yang memperbesar potensi bencana longsor dan tanah bergerak.
“Ini merupakan pergerakan tanah terbesar sejak 2007. Penanganan darurat sangat diperlukan,” tegas Norman.