bukamata.id – Ekonomi hijau terus digalakan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil selama masa kepemimpinannya. Bahkan urusan bauran pembangkit energi terbarukan tak luput dari perhatian.
Di hadapan ratusan tamu undangan pada acara GASPOL Transisi Energi Daerah Penghasil Migas, Ridwan Kamil mengungkap berbagai capaian pembangunan energi terbarukan di Jabar dalam kurun 5 tahun.
Menurutnya, kualitas udara bagaimana pun salah satunya bergantung pada mobilitas manusia. Sedangkan saat ini, mobilitas penduduk sangat padat tampak dari kendaraan lalu lalang di jalanan.
“Jadi kurangi mobilitas, walaupun harus mobilitas bisa gak ganti ke listrik, atau shifting ke public transport. Nah ini masih susah,” kata Kang Emil, sapaannya di Hotel Pullman Bandung, Kamis (31/8/2023).
Orang nomor satu di Jabar yang akan segera mengakhiri masa jabatannya mengungkapkan, transportasi publik sulit untuk diwujudkan lantaran biaya pembangunannya sangat mahal. Begitu juga dengan Jabar, urusan membangun transportasi publik menyeluruh angkat tangan.
“Kami di daerah gak sanggup. Jakarta aja, untuk 10 juta (penduduk), APBD Rp80 triliun, terkaya se-Indonesia, setengah MRT aja dibayarin APBN. Itu Jakarta,” ungkap Kang Emil.
Bicara pembangkit listrik, lanjut Kang Emil, kebanyakan di negeri ini masih menggunakan batu bara. Alasannya tak lain karena biayanya yang murah.
“Padahal Allah sudah memberikan kekayaan yang namanya panas matahari terik tropis, air-air yang mengalir, panas bumi, karena banyak gunung berapinya di Indonesia. Angin, kalau dihitung secara matematis menghasilkan 400 giga watt,” beber Kang Emil.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini