Kenapa program ini sangat penting? Karena, sampai saat ini masih banyak warga Purwakarta yang belum memiliki jamban representatif.
“Banyak faktor penyebabnya, ada yang benar-benar tidak punya sehingga warga tersebut BAB bisa numpang ke tetangga, saudara, atau ke WC umum. Ada juga karena habbit atau kebiasaan yang suka hajat sembarangan,” ujarnya.
Karena itu, pemerintah berupaya untuk meminimalisasi hal itu. Supaya, warga bisa hidup sehat. Jika sanitasinya baik maka, lingkungannya juga bagus.
Hal itu, akan berdampak pada pencegahan stunting. Mengingat, salah satu penyebab stunting ini akibat lingkungan yang buruk dan tidak sehat.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Purwakarta, Dian Ardiansyah, menambahkan, program DAK sanitasi ini merupakan swakelola type IV.
Artinya, program ini direncanakan dan dilaksanakan oleh masyarakat. Dengan program ini, diharapkan kedepan Purwakarta menjadi kabupaten yang bebas dari buang hajat sembarangan.
“Sehingga, kasus stunting bisa terminimalisasi,” ujar Dian.
Selain program 2024, di tahun sebelumnya yakni 2023 kemarin pihaknya juga telah merealisasikan program DAK sanitasi tersebut. Dia menjelaskan, sepanjang 2023 kemarin ada sebanyak 1.651 rumah penerima manfaat mendapat sentuhan bantuan tersebut
Adapun untuk program sanitasi 2023 alokasi anggarannya yang digelontorkan untuk Kabupaten Purwakarta mencapai Rp 10,1 miliar.
Sedangkan, wilayah yang menjadi sasaran program tersebut yakni, Kecamatan Sukatani, Plered, Pasawahan, Babakan Cikao, Jatiluhur, Maniis, Darangdan dan Sukasari.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini