Mahaarum menilai, film Dirty Vote ini yang disampaikan oleh tiga ahli hukum tata negara, yakni Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari menjadi salah satu sumbangsih untuk pendidikan politik di Indonesia.
“Jadi memang ini bisa menjadi salah satu sumbangsih kita juga untuk pendidikan politik yang lebih tepat karena kita semua akademisi,” imbuhnya.
Menurutnya, film ini tidak ada tendensi ke salah satu paslon Capres-Cawapres 2024. Hanya saja sebagai akademi hukum, sudah menjadi tugasnya untuk mengkritisi isu-isu hukum yang muncul selama Pemilu 2024 ini.
“Dan isu isu hukum yang muncul di film inilah yang kemudian menarik bukan hanya menjadi bahan diskusi nanti kita di kelas tapi juga untuk dalam kehidupan nyata nanti utamanya untuk pemilu besok,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini