“Alhamdulillah kerja sama dengan Kemenparekraf, selain soal kemasan, kita juga bagaimana melatih brandingnya, bagaimana pemasarannya, sehingga secara umum skillnya sudah terpenuhi, tinggal mereka mau memanfaatkan ini atau engga,” ungkapnya.
Ledia menilai, persoalan pelaku Ekraf saat ini adalah mereka sering kali tidak mengetahui siapa yang menjadi target pasar dari produk yang mereka jual. Selain itu, mereka juga kerap kali hilang fokus dalam usaha yang tekuninya.
“Kadang-kadang tidak fokus, segala rupa pengen dijual. Kalau dia fokus, insya Allah orang akan segera mengenal brandingnya,” ujarnya.
Menurutnya, desain produk atau kemasan merupakan bagian dari branding terhadap produk yang mereka jual.
“Kelemahan di kita memang tidak terlalu memerhatikan desain, kalau desain menarik terus ditaro di etalase, orang langsung liat barang dia bukan yang lain, itu jadi bagian penting,” katanya.
Oleh karena itu, dalam kegiatan ini dihadirkan para narasumber yang kompeten untuk membantu para pelaku Ekraf di Kota Bandung dalam mengembangkan bisnisnya.
“Makanya kemudian ada yang dulunya cuman di plastik aja, pake sticker aja, sekarang udah berubah, berubahnya ga drastis, stickernya lebih bagus, lebih menarik, terus ganti lagi dan lagi. Harus terus update, harus mau belajar,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Pengembangan SDM Ekonomi Kreatif – Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan, Fahmy Akmal mengucapkan terima kasih kepada Komisi X DPR RI yang selama ini telah berkolaborasi memberikan kemanfaatan bagi pelaku Ekraf.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini