bukamata.id – Guru Besar Hukum Tata Negara Universita Padjadjaran (Unpad), Susi Dwi Harijanti menilai, film Dirty Vote merupakan sebuah catatan sejarah dalam pemilihan umum (Pemilu) yang harus dirawat.
Hal itu disampaikan Susi Dwi Harijanti saat menjadi penanggap dalam acara nonton bersama (Nobar) dan diskusi bertajuk ‘Setelah Dirty Vote’ yang digelar oleh BEM KEMA Unpad berkolaborasi dengan BEM FH Unpad di Bale Pabukon, Unpad Jatinangor, Sabtu (24/2/2024).
Susi mengatakan, setiap orang itu berhak membuat catatan sejarah dan setiap orang berhak membuat catatan untuk pemilu.
“Jadi film Dirt Vote itu menurut saya adalah catatan yang dibuat oleh tiga orang dosen hukum tata negara yang kita tahu semua kiprahnya terhadap perubahan dan satu sutradara juga yang juga mempunyai perhatian besar untuk soal-soal kemasyarakatan dan ini adalah catatan sejarah yang harus kita rawat dan harus kita kerjakan,” kata Susi.
Susi mengatakan, film Dirty Vote juga menjadi catatan bahwa demokrasi di Indonesia itu adalah demokrasi kesejahteraan bukan semata-mata demokrasi politik saja.
“Karena kita tahu apa sih fungsi pemilihan itu, yaitu untuk memilih pemimpin. Mereka lah yang memimpin kita dalam memilih kebijakan dan kebijakan itu adalah sesuai dengan UUD 1945 yang tujuan utamanya kesejahteraan rakyat,” ungkapnya.
Oleh karena itu, lanjut Susi, inilah pentingnya demokrasi politik untuk menuju kepada demokrasi kesejahteraan.
“Didalam salah satu tulisan saya beberapa tahun yang lalu, saya menulis saatnya rakyat berbicara titik dua demokrasi kesejahteraan. Jadi apa yang kita rencanakan hari-hari ini itu akhirnya untuk kesejahteraan kita semua bukan untuk kesejahteraan perorangan atau golongan,” tuturnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini